Sukses

Mengintip Keamanan di 'Pintu Masuk' Kota Sydney

Kota Sydney, Australia, beberapa kali mendapat ancaman teror. Namun aktivitas warga di tempat umum sama sekali tak terpengaruh.

Liputan6.com, Sydney - Pada awal September lalu, ISIS menyerukan para pengikutnya untuk membunuh warga Australia di tempat-tempat umum. Ancaman teror ini disebarkan melalui media yang terhubung dengan kelompok.

Salah satu tempat yang menjadi sasaran ancaman itu adalah bangunan Opera House dan Sydney Cricket Ground (SCG) yang berada di Sydney . Lalu jelang satu hari sebelum peringatan tragedi 9/11 di New York, Amerika Serikat terjadi lah teror berupa penusukan yang dilakukan seorang pria berusia 22 tahun.

Pelaku dilaporkan menikam seorang pria berumur 59 tahun berkali-kali saat korban tengah berjalan di sebuah taman di Minto, pinggiran barat daya Sydney. Pria itu dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis .

Seolah tak ingin menyerah, ketika akan diamankan pelaku bahkan berusaha menusuk polisi. Pria itu pun didakwa atas tindakan terorisme dan percobaan pembunuhan.

Meski 'didera' sejumlah teror, namun tak ada pengamanan ekstra yang terlihat di Bandara Sydney.

Pantauan Liputan6.com di Bandara Sydney pada Selasa 13 September 2016, tak terlihat ada tambahan personel pengamanan di lapangan udara yang berlokasi di pemukiman Mascot itu. Petugas jaga yang berpatroli pun tampak dalam jumlah normal.

"Iya, saya tahu ada ancaman ISIS. Tapi seperti yang bisa dilihat, pengamanan di sini (Bandara Sydney) memang ketat. Tak ada petugas-petugas tambahan, memang biasa seperti ini," ujar salah satu warga Australia kepada Liputan6.com.

"Tapi mungkin ada rencana dari petugas keamanan yang tak diketahui orang awam," imbuhnya.

Melalui sebuah tulisan berjudul, Among The Believers Are Men, pada 6 September lalu ISIS menyerukan teror. Mereka mengancam warga Australia di sejumlah titik keramaian.

"Bunuh mereka di jalan Brunswick, Broadmeadows, Bankstown, dan Bondi. Bunuh mereka di MCG, SCG dan Opera House bahkan di belakang rumah mereka," sebut ISIS dalam majalah tersebut.

"Tusuk mereka, tembak mereka, racun mereka dan geret mereka dengan mobil kalian semua," sambung pernyataan resmi ISIS kala itu kepada Australia.

Berikut ini cuplikan kondisi pengamanan setelah ada ancaman dari ISIS: