Sukses

Dubes Korsel: Dunia Harus Tegas Kecam Uji Coba Nuklir Korut

Pengembangan senjata nuklir Korea Utara tak hanya bikin resah Korsel, tapi juga dunia. Apa yang bisa dilakukan untuk menghentikannya?

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mendapat larangan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal oleh PBB, pada 9 September 2016 lalu, Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir yang kelima. 

Uji coba yang mengakibatkan gempa berkekuatan 5,3 skala Richter (SR) tersebut mendapatkan kecaman dari sejumlah negara termasuk Korea Selatan (Korsel). 

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Cho Tae Young, mengajak pemimpin negara lainnya untuk mendesak Kim Jong-un agar menghentikan pengembangan senjata nuklir. 

"PBB sudah jelas-jelas mengecam uji coba tersebut. Tidak hanya mengancam ketenteraman rakyat Korsel, pengembangan senjata nuklir itu juga mengancam perdamaian dunia," kata Dubes Cho yang ditemui dalam acara seminar 'Comprehensive Partnership Between 2 Middle Powers and Current Development on the Korean Peninsula' pada Rabu 13 September 2016.

Sebagai negara tetangga Korea Utara, Dubes Cho merasa bahwa perdamaian hanya dapat diraih jika Kim jong-un meredam ambisinya yang berbahaya.

"Bayangkan jika itu terjadi di Indonesia. Anggap saja Korsel itu Jakarta dan Korut adalah Bogor. Apakah Anda bisa tidur dengan tenang di malam hari mengetahui tetangga Anda sedang membangun senjata nuklir yang bisa diluncurkan kapan saja. Anda pasti akan mengambil tindakan untuk menjaga keselamatan warga," ucap Cho dalam seminar.

Menurut Cho negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu tidak peduli dengan dampak yang dirasakan oleh pihak lain khususnya tetangga yang berada di kawasan tersebut.

"Negosiasi, perjanjian, banyak hal telah dilakukan. Semuanya gagal. Tapi Korut tidak mendengarkan apapun yang dikatakan. Lalu apa yang kami (Korsel) harus lakukan untuk menghentikan Korut? Kami tidak bisa membenarkan percobaan senjata nuklir," ucap Dubes Korsel itu.

Oleh karena itu, Dubes Korsel untuk Indonesia itu meminta dukungan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mendesak Kim Jong-un.

"Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua Korea. Karena itu kami meminta bantuan Indonesia untuk 'berbicara' dengan Korut agar mau menghentikan pembangunan senjata pemusnah massal itu," ujar sang dubes.

Sementara itu, mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, yang hadir dalam seminar tersebut mengaku yakin, Indonesia akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu menciptakan kedamaian di  Semenanjung Korea.

"Sebagai 'orang luar' kita tidak bisa berbuat banyak karena sudah ada perserikatan yang menangani hal tersebut. Namun Indonesia, sebagai negara yang memiliki  hubungan baik dengan Korut dan Korsel akan tetap membantu mewujudkan kedamaian," kata Dino.

Saksikan wawancara bersama Dubes Korsel dan Dino Patti Djalal terkait isu nuklir Korut berikut ini: