Sukses

Banjir Merah Bercampur Darah di Ibu Kota Bangladesh, Ada Apa?

Jalanan di sebagian Kota Dhaka di Bangladesh dipenuhi genangan merah. Campuran air dan darah.

Liputan6.com, Dhaka - Jalanan di sebagian Kota Dhaka dipenuhi genangan. Namun, banjir kali ini sungguh tak biasa, sebab air tak berwarna cokelat melainkan merah, semerah darah.

Pemandangan itu membuat ngeri sebagian orang. Ibu kota Bangladesh seakan dibelah sungai darah.

Warna merah itu sejatinya memang berasal dari air yang bercampur dengan darah -- yang berasal dari hewan kurban.

Hampir 100 ribu ternak yang dikurbankan saat Idul Adha yang dirayakan pada Selasa 13 September 2016. Penyembelihan hewan kurban, yang menjadi bagian dari ritual umat Muslim itu, dilakukan jalanan atau lokasi parkir bawah tanah di gedung-gedung apartemen.

Pada saat yang bersamaan, hujan deras mengguyur, membanjiri sebagian wilayah kota.

Banjir sudah lama jadi momok di Dhaka, terutama di area kota yang lebih tua, yang tidak memiliki sistem drainase yang baik.

Seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/9/2016), di wilayah pinggiran kota, di Shantinagar dan sekitarnya, darah hewan kurban yang bercampur dengan air banjir menciptakan pemandangan yang mengejutkan.

Warga pun terpaksa menerobos banjir, dengan celana atau rok tersingsing. Alas kaki pun ditenteng, agar tak basah oleh air yang beraroma anyir.

Air banjir di Bangladesh berwarna merah setelah bercampur dengan darah hewan kurban (Facebook/Dhaka Tribune)

"Aku merasa berjalan di wilayah yang baru dilanda malapetaka," kata Atish Saha, seorang seniman, seperti dikutip dari Guardian. "Jujur, aku merasa takut."

Genangan darah hewan kurban sebenarnya jadi pemandangan wajar di jalanan Bangladesh di tengah perayaan Idul Adha. Biasanya, setelah beberapa hari bersih kembali.

Namun, hujan deras kali ini membuat seakan jalanan dipenuhi oleh darah.

Sejumlah warga mengkritik keras aparat atas drainase yang buruk, yang sudah lama jadi keluhan penduduk di beberapa area. Kecaman juga ditujukan pada dua perusahaan yang bertugas membersihkan limbah hewan kurban.

Wakil kepala pengelolaan limbah di Dhaka Selatan, Khandker Millatul Islam mengatakan, saluran air yang mampet di wilayah ibu kota adalah masalah lama.

"Kami masih berupaya menyelesaikan masalah ini," kata dia seperti dikutip dari media Bangladesh Dhaka Tribune. Ia menambahkan, sejumlah pompa telah dikerahkan untuk menyedot air.

Setelah beberapa lama, banjir sebagian besar telah surut. Namun, permukaan aspal dan jalan-jalan tanah masih berona kemerahan, sementara isi perut hewan berserakan di sana sini.