Sukses

Setelah Menerjang Taiwan, Topan Super Meranti 'Mendarat' di China

Topan Meranti mencapai kecepatan maksimum 230 kilometer per jam dengan kekuatan hembusan hingga 280 kilometer per jam saat menerjang China.

Liputan6.com, Xiamen - Topan Meranti menerjang daratan China tepatnya di wilayah dekat Xiamen, Provinsi Fujian, pada Kamis 15 September pagi waktu setempat.

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/9/2016), pusaran angin kencang tersebut sebelumnya telah memporak-porandakan Taiwan selatan dengan kekuatan hingga 370 kilometer per jam--lebih cepat dari mobil F1--dan mengakibatkan hujan lebat.

Ketika menerjang daratan China, topan itu mencapai kecepatan maksimum 230 kilometer per jam dengan kekuatan hembusan hingga 280 kilometer per jam.

Menurut pantauan koresponden CNN di Xiamen, sejumlah bangunan kehilangan sebagian besar jendela saat topan menerjang wilayah itu. Hingga saat ini angin masih berhembus kencang di Xiamen dan kota-kota pesisir lainnya.

Papan reklame roboh dan menimpa sejumlah kendaraan, akibat hantaman topan super Meranti di Pingtung, Taiwan selatan, Rabu (14/9). Otoritas Taiwan menyebut badai ini sebagai yang terbesar yang pernah melanda Taiwan. (AFP PHOTO/Sam YEH)

Akibat dahsyatnya Topan Meranti, China mengeluarkan peringatan tertingginya untuk gelombang laut tinggi sehingga kru darurat dan pejabat disiapkan untuk menangani banjir.

"Topan itu akan membawa angin kencang dan hujan lebat saat mencapai daratan," ujar ahli meteorologi, Li Mei menurut kantor berita Xinhua.

Kekuatan Topan Meranti akan melemah dengan cepat ketika bergerak ke daerah pedalaman. Hujan lebat, banjir bandang, serta angin yang berbahaya diprediksi akan berlanjut hingga 48 jam ke depan. Kemungkinan China bagian timur akan mengalami tanah longsor.

Menurut Joint Typhoon Warning Center, sebelumnya Meranti digolongkan sebagai topan super, namun badai itu saat ini telah melemah dan statusnya berganti menjadi topan walaupun masih berbahaya.

Meranti merupakan topan terkuat sejak Topan Super Haiyan menerjang Filipina pada 2013.

Video Terkini