Sukses

Dokter: Hillary Clinton Hanya Mengidap Pneumonia Ringan

Dokter yang memeriksa Clinton mengatakan bahwa capres Partai Demokrat itu 'fit' untuk menjadi presiden.

Liputan6.com, White Plains - Pihak kampanye Hillary Clinton menerbitkan surat keterangan dari dokter pribadi calon presiden Amerika Serikat itu pada Rabu 14 September 2016.

Surat itu menerangkan tentang perawatan pneunomena 'ringan' yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu, hasil uji secara umum menunjukkan keadaan kesahatan yang baik setelah capres Partai Demokrat itu sempat istirahat pascainsiden 'ambruk' di tengah upacara peringatan teror 11 September atau 9/11.

Dokter Lisa Bardack menulis bahwa ia telah menerima hasil pemindaian CT yang membenarkan diagnosis pneumonia dan pasiennya sekarang masih sedang diobati dengan antibiotik Levaquin.

Menurut surat keterangan dokter, Hillary Clinton pernah menerima dua vaksinasi melawan pneumonia, yaitu Prevnar dan Pneumovax.

Dikutip dari Washington Post pada Kamis (15/9/2016), surat itu diterbitkan 3 hari setelah insiden di New York dalam acara peringatan 15 tahun tragedi 9/11. Saat itu, Hillary Clinton terlihat harus dipapah ke dalam van dan terlihat limbung.

Bardack adalah pimpinan internis di CareMount Medical, Mount Kisco, negara bagian New York. Ia menjadi dokter pribadi Hillary Clinton sejak 2001.

Surat keterangannya juga mengungkapkan beberapa obat yang diasup, termasuk Coumadin, sejenis pengencer darah. Tekanan darah sang capres juga normal pada angka 100/70 dengan denyut jantung pada angka 70.

Total kolesterol hanya 189. Ia dianggap memiliki risiko kecil mengalami penyakit untuk wanita seusianya.

Menurut para pembantu kampanye, pemeriksaan terkini oleh Bardack dilakukan pada Rabu lalu. Sejak diagnosis pneumonia pada Jumat lalu, Hillary Clinton sudah diperiksa beberapa kali.

"Keseluruhan pemeriksaan kesehatan menunjukkan hasil normal dan dia berada dalam kondisi mental yang sangat baik," tulis Bardack dalam suratnya.

"Ia pulih dengan baik menggunakan antibiotik dan istirahat. Dia tetap sehat dan dapat bertugas sebagai Presiden Amerika Serikat."

Hal-hal seputar kesehatan dan transparansi menyelimuti baik Hillary Clinton maupun rivalnya, Donald Trump.

Hilllary Clinton akan memasuki usia 69 tahun pada Oktober nanti, sehingga menjadi nomor dua tertua jika terpilih menjadi presiden.

Donald Trump baru saja memasuki usia 70 tahun pada Juni lalu. Seandainya terpilih menjadi presiden, ia akan menjadi yang presiden AS tertua ketika memasuki masa bakti.