Sukses

Pendeta Perempuan Menginterupsi 'Kampanye' Donald Trump di Gereja

Saat sedang berpidato di sebuah gereja di Flint, AS, Donald Trump mendapat teguran dari seorang pendeta. Ada apa?

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang pendeta perempuan di sebuah gereja di Flint, Michigan, Amerika Serikat (AS), menyela pidato calon presiden asal Partai Republik, Donald Trump. Ia meminta Trump untuk tidak bicara soal politik di rumah ibadah.

"Tuan Trump, saya mengundang Anda ke sini untuk berterima kasih atas apa yang telah kita lakukan di Flint, bukan untuk menyampaikan pidato politik," ujar pendeta Faith Green Timmons menginterupsi omongan Trump seperti dilansir CNN, Kamis (15/9/2016).

Taipan properti itu pun tak membantah.

"Oke. Itu baik. Saya akan kembali bicara terkait Flint, oke? Luka yang dialami Flint adalah sebuah hasil dari begitu banyak kegagalan," kata Trump.

Sebelum "ditegur" oleh Timmons, pernyataan-pernyataan Trump disebut menyerang Hillary. Ia menyebut mantan ibu negara AS itu mendukung perjanjian perdagangan bebas, sehingga menyebabkan Flint ikut merasakan "luka" ekonomi.

"Hillary gagal soal ekonomi. Sama halnya seperti ia gagal dalam urusan luar negeri. Setiap yang dia sentuh tidak pernah berhasil. Tidak pernah. Sekarang Hillary Clinton...," ungkap Trump sebelum akhirnya dipotong oleh sang pendeta.

Momen canggung di Flint tersebut terjadi di tengah upaya Trump untuk meraih suara dari komunitas Afro-Amerika--warga mayoritas di Flint. Kunjungan suami Melania itu ke gereja bahkan dicela.

Seorang perempuan meneriaki Trump dengan menuduhnya mendiskriminasi penyewa kulit hitam--terkait dengan bisnis propertinya di New York. Perempuan itu mengatakan tindakan ini melawan hak-hak sipil Kementerian Kehakiman 1973.

"Tidak, Saya tidak pernah--tidak akan pernah melakukannya," tegas Trump sebelum sang pendeta "membelanya".

Pendeta Timmons meminta perempuan itu untuk menghormati Trump. "Ini adalah gereja saya dan Anda harus menghormatinya," tegasnya.

Dalam pernyataan lebih lanjut, pemuka agama itu menegaskan bahwa rumah ibadah yang dipimpinnya terbuka menerima "semua orang".

"Acara publik ini terbuka bagi siapa saja dan hari ini Donald Trump yang berkunjung. Kehadirannya di Bethel United Methodist sama sekali bukan upaya penggalangan dukungan terhadap dirinya," tutur Timmons.

Kurang lebih dua pekan lalu, miliarder AS itu juga sempat mengunjungi gereja yang didominasi warga Afro-Amerika di Detroit. Kedatangan Trump ke gereja itu disambut demonstrasi yang dilakukan 200 orang.

Trump yang kerap melontarkan pernyataan kontroversial sempat beberapa kali menyinggung warga kulit hitam. Salah satunya, ia menyebut mereka pemalas.

Krisis Air di Flint

Kunjungan pertama Trump ke Flint dimulai pada Rabu, 14 September kemarin. Kota besar di Michigan itu telah didera krisis air bersih sejak 2014 lalu menyusul terkontaminasinya sumber pasokan air.

Tak hanya mengunjungi gereja, Trump juga sempat mendatangi tempat pengelola air. Namun ketika berpidato di gereja ia lebih fokus pada penurunan sektor manufaktur dan outsourcing yang diklaimnya sebagai penyebab goyangnya perekonomian Flint.

Kunjungan Trump ke Flint dinilai sebuah langkah besar dalam kampanyenya mengingat sosoknya nyaris tak pernah menyinggung persoalan krisis air di Flint.

Ia bahkan tak berkomentar banyak ketika disinggung apakah Gubernur Flint, Rick Synder, harus mengundurkan diri terkait bencana yang terjadi di kota yang dipimpinnya.

"Apa yang terjadi di Flint, Michigan, memalukan. Hal seperti itu tidak seharusnya terjadi, namun saya tidak ingin mengomentarinya. Persoalan mereka sangat sulit," ujar Trump pada Januari lalu.