Liputan6.com, Jakarta - Mulai Abad ke-20, teknologi untuk mengungkap tabir angkasa luar dan alam semesta semakin berkembang dengan ditemukannya sejumlah alat penting, termasuk pesawat antariksa.
Tepat 39 tahun silam, pesawat milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Voyager 1 berhasil mengambil sebuah foto langka. Yakni foto Bumi dan Bulan dalam satu frame, untuk yang kali pertama.
Seperti dimuat Earthsky.org, Voyager 1 berangkat dari daratan Bumi, tepatnya di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 5 September 1977 untuk melakukan eksplorasi luar angkasa. Pesawat tersebut melesat dari stasiun roket Titan-Centaur.
Foto Bumi dan Bulan diambil Voyager 1 pada malam hari. Voyager saat itu sedang berada di jarak 11,66 juta km dari daratan Bumi, tepat di atas gunung tertinggi, Mount Everest. Â
Foto ini menjadi potret bersejarah bagi warga dunia, saat itu. Sebelumnya banyak yang tak tahu seperti apa wujud dari planet yang dihuni manusia dan rupa satelit alaminya. Foto Bumi dan Bulan pertama ini merupakan pengungkapan penting bagi dunia antariksa.
Baca Juga
Advertisement
Voyager 1 hingga kini masih beroperasi di angkasa luar dan rajin mengirimkan informasi terkini terkait dunia luar. Voyager 1 menjadi pesawat yang saat ini berada di titik terjauh dari Bumi. Ia bahkan telah melewati tepian Tata Surya.
Sebelumnya, pernah ada foto Bumi dan Bulan, namun foto tersebut dijepret secara terpisah. Foto Bumi sendiri, diambil pertama kali dari Bulan pada 23 Agustus 1966. Foto dijepret dari Lunar Orbiter 1 milik NASA, pesawat luar angkasa ke-16 yang menjelajah Bulan.
Sedangkan foto Bulan sendiri, pertama kali dijepret oleh juru kamera John W Draper pada 26 Maret 1840 silam. Foto ini diambil dari atap kampus New York University. Foto ini menjadi awal dari eksplorasi manusia terhadap Bulan.
Sementara itu, foto Matahari pertama kali diabadikan oleh fisikawan Prancis Louis Fizeau dan Leon Foucault pada 2 April 1845 dari daratan Prancis. Dalam foto hitam putih dengan menggunakan kamera jenis Daguerreotyo itu terlihat ada beberapa bintik di Matahari.
Sejarah lain mencatat pada 18 September 1906, angin topan dan tsunami meluluhlantakkan Hong Kong, mengakibatkan sekitar 10 ribu orang tewas hanya dalam waktu dua jam.
Kejadian lain pada 18 September 1974, Badai Fifi dengan kecepatan 110 meter/jam menewaskan 5.000 orang di Honduras.