Sukses

4 Fakta Mengejutkan Pembebasan WN Norwegia dari Abu Sayyaf

WN Norwegia Kjartan Sekkingstad dibebaskan dari cengkeraman Abu Sayyaf pada 17 September 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Kjartan Sekkingstad akhirnya bisa bernapas lega. Pengalaman terburuk dalam hidup pria itu akhirnya lewat.

Sekkingstad merupakan warga negara Norwegia yang diculik kelompok teror Abu Sayyaf. Setahun lebih ia jadi sandera dan dibawa berpindah-pindah.

Pembebasan Sekkingstad memang tak semudah membalik telapak tangan. Begitu banyak darah, keringat, dan dana yang harus dikorbankan.

Meski demikian semua itu tidak sia-sia. Pada Sabtu 17 September 2016 pukul 15.30 di Desa Barangay Bud Pula kota Patikul, Sekkingstad dilepas Abu Sayyaf.

Pelepasan Sekkingstad menyimpan sejumlah cerita menarik.
Berikut 4 fakta terkait pembebasan Sekkingstad yang dirangkum Liputan6.com.

1. Eksekusi Penggal

Ketika diculik Sekkingstad tak sendiri. Ia bersama tiga orang lainnya. Dua orang warga Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall, serta kekasihnya yang merupakan warga lokal Filipina, Marites Flor.

Berbeda dengan Sekkingstad, nasib Hall dan Ridsdel berakhir mengenaskan. Abu Sayyaf memenggal mereka secara terpisah.

Pemenggalan ini penyebabnya diduga karena Pemerintah Kanada sama sekali tidak mau membayar tebusan yang diminta Abu Sayyaf.

Meski menolak membayar, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau tak bisa menyembunyikan kesedihan kala mengetahui warganya dipenggal.

"Ini merupakan kesedihan yang sangat mendalam," sebut Trudeau.

2. Duterte Selip Lidah

Belum ada yang memastikan memang, tapi, kuat dugaan Sekkingstad bisa lepas karena adanya tebusan yang dibayarkan.

Apalagi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte sempat tak sengaja berujar bahwa tebusan telah mereka bayar.

Nilainya tebusannya sangat besar. Mencapai kurang lebih Rp 13,1 miliar.

Pernyataan tersebut disampaikan Duterte Agustus lalu. Presiden penuh kontroversi ini pun sempat mengaku bingung, sebab, meski tebusan sudah dibayar, Sekkingstad tak langsung dilepaskan.

2 dari 2 halaman

Diperlakukan Seperti Budak



3. Tinggal di Rumah Ketua MNLF

Saat baru dilepaskan, Sekkingstad tak langsung diserahkan ke Pemerintah Filipina. Ia sempat berada di rumah pemimpin kelompok MNLF Nur Misuari.

Keterangan ini diterima oleh Liputan6.com dari penasihat Presiden Duterte, Jesus Dureza.

"Saya akan berangkat ke Jolo besok Minggu pagi untuk menemuinya," kata Dureza kepada Liputan6.com.

"Kalimat pertama saat kami berbincang di telepon adalah, ‘terima kasih Presiden Duterte’," lanjutnya.

Menurut Dureza, bebasnya Sekkingstad melalui usaha keras dan dibantu oleh berbagai pihak.

4. Diperlakukan Seperti Budak

Sekkingstad menyatakan, diculik Abu Sayyaf adalah hal paling buruk yang pernah menimpa hidupnya.

Ia berapa kali terjebak dalam pertempuran antara Abu Sayyaf dan Militer Filpina.

"Sangat menyedihkan," ucap Sekkingstad singkat ketika ia tiba di Kota Davao.

Dia menyatakan, Abu Sayyaf sama sekali tidak memperlakukannya dengan baik. Berat badannya turun drastis.

Bukan cuma itu, selama disekap semua sandera dipaksa membawa peralatan militer milik Abu Sayyaf.

"Kita benar-benar diperlakukan seperti budak," tuturnya.

Selain itu, Abu Sayyaf pun kerap mengancamnya. Kata-kata seperti, 'habis ini, giliran kau untuk mati' telah menjadi santapan sehari-hari Sekkingstad.