Sukses

Top 3: 11 Temuan 'Canggih' yang Dipertanyakan Manfaatnya

Manusia dikaruniai kemampuan untuk meneliti dan mencipta, walau terkadang ciptaannya seakan tidak bermanfaat.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia dikaruniai daya cipta sehingga dapat menjelajah dan memahami dunianya, atau menciptakan perangkat dan alat untuk membantu dirinya.

Di antara segala temuannya, belum tentu dirasakan manfaatnya. Sejumlah ciptaan yang diragukan manfaatnya menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com. Misalnya, peti mati yang mengambil bentuk benda-benda sehari-hari, bukan sekedar kotak yang membosankan.

Berita yang juga menarik pembaca adalah jejak tsunami Aceh 7.500 tahun yang lalu berada di sebuah gua. Artikel lainya adalah  tentang letusan gunung Tambora pada Abad ke-19, sewaktu Indonesia masih menjadi daerah kekuasaan Hindia Belanda.

Pada awalnya, di Batavia, suara letusan dahsyat itu sempat dikira sebagai suara tembakan meriam Nyi Roro Kidul. Padahal suara letusan berasal lebih dari 1.200 kilometer.

Berikut adalah Top 3 Global untuk Senin (19/9/2016) pagi:

 

1. 11 Inovasi Canggih yang Manfaatnya Dipertanyakan

Pernahkah melihat alat, perangkat, atau perkakas yang sedemikian tidak biasa sehingga kita harus berpikir keras tentang kegunaannya? (Sumber ough.gr)

Daya cipta manusia memang luar biasa. Mulai dari pengiris bawang hingga kendaraan penjelajah planet Mars.

Tapi, pernahkah melihat alat atau perkakas yang sedemikian tidak biasa sehingga kita harus berpikir keras tentang bagaimana cara menggunakannya?

Walau inovatif dan canggih seperti dikutip dari news.com.au pada Minggu 18 September 2016, namun manfaat dari 10 alat ini justru diragukan.

Selanjutnya...

 

2. Menelusuri Jejak Tsunami di Aceh Lewat Sebuah Gua

Masjid yang masih berdiri ditempa tsunami di Aceh. (foto: ABC.net)

Gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter yang memicu tsunami setinggi 30 meter pada 26 Desember 2004 diketahui menewaskan lebih dari 230.000 orang dan membuat jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Meski bencana ini turut menimpa sejumlah negara seperti Thailand, Sri Lanka, dan India, namun Indonesia khususnya Provinsi Aceh dinyatakan sebagai kawasan berdampak terparah.

Ternyata, lindu yang disusul tsunami pada 2004 bukanlah bencana terbesar pertama yang dialami Bumi Serambi Mekah. Fakta ini terkuak seiring dengan ditemukannya arsip alam berupa sebuah gua di dekat pusat gempa--di pesisir barat laut Sumatra.

Gua ini merekam jejak gempa dahsyat serupa yang telah terjadi kurang lebih sejak 7.500 tahun lalu. Gua batu kapur ini menyimpan deposit pasir yang dielak paksa oleh gelombang raksasa-- yang dipicu lindu selama ribuan tahun lalu.

Selanjutnya...


3. Kala Letusan Dahsyat Tambora Disangka Meriam Nyi Roro Kidul

Gunung Tambora pernah meletus luar biasa pada abad 19 sehingga atmosfer bumi tidak tertembus cahaya matahari. (Sumber earthscope.org)

Hari itu, 5 April 1815, suara ledakan terdengar keras. Asalnya dari letusan pertama Gunung Tambora yang memuntahkan lava dan awan abu dengan ketinggian lebih dari 30 meter.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamfford Raffles kala itu berada di Batavia, 1.287 kilometer jauhnya dari Tambora. Ia mengira suara itu berasal dari ledakan meriam.

Dan, bukan dia seorang yang salah sangka.

Sementara itu di Yogyakarta, komandan pasukan Inggris langsung mengerahkan pasukan. Ia mengira pihak lawan -- Belanda atau Prancis -- sedang melancarkan serangan.

Para pejabat yang berada di wilayah pesisir menduga, itu adalah sinyal dari kapal yang menemui masalah di tengah laut. Mereka pun memberangkatkan kapal penyelamat untuk mencari korban selamat.

Selanjutnya...