Liputan6.com, New York - Sambil duduk nyaman dalam ruang tengah rumah orangtuanya di pinggiran New York, seorang pengulas makanan 'ReportOFTheWeek' di laman berbagi video sedang mengunyah Cheetos Chicken Fries keluaran Burger King.
Pria dalam tayangan berujar, "'Terlalu banyak keju?' Tidak. 'Sangat banyak keju?' Tidak. 'Cukup berkeju?' Ya…saya mengharapkan penekanan kepada keju dan kurangi penekanan kepada rasa asin."
Advertisement
Baca Juga
'ReportOFTheWeek' dikenal juga sebagai 'ReviewBrah'. Dalam dunia nyata, ia adalah John. Nama lengkapnya tidak diberikan demi privasi.
Dikutip dari CNN Money pada Senin (19/9/2016), pria itu meraup basis penggemar yang bertambah dan setia karena penjelasannya yang blak-blakan dan terperinci terhadap makanan-makanan siap saji (fast food)
Gayanya bak seorang kritikus dan dengan penilaian yang cukup skeptik, tapi John sudah menjajal 600 sajian fast food. Ada yang mendapat pujian luar biasa, misalnya 3-Way Burger keluaran Hardee’s Bacon. Katanya, "Menarik sekali hal yang mereka lakukan dengan selai bacon di atasnya.”
Tapi ia juga tidak segan melontarkan ucapan pedas untuk produk lain, misalnya Chichken Little keluaran Kentucky Fried Chicken (KFC).
"Ayamnya saja lebih kering daripada tepungnya…secara keseluruhan, ini mengecewakan," ulas John.
Tapi, secara khusus, KFC memang menjadi ganjalan baginya, "Saya selalu mencoba positif, tapi menjadi kecewa lagi dan lagi."
John adalah seorang mahasiswa paruh-waktu yang masih tinggal bersama orangtuanya. Ia menafkahi dirinya dengan pemasukan iklan di laman berbagi video dan sumbangan kepada web Patreon miliknya.
Tiap bulan, ia menaksir meraup sekitar US$ 1.500 (Rp 19,7 juta) dari iklan dan sekitar US$ 300 (Rp 4 juta) dari sumbangan.
Aksen bicara John jelas-jelas New York, tapi jenis aksen yang lebih cocok untuk siaran radio Orson Welles atau untuk film karya Martin Scorsese.
Sejujurnya, ia mengaku bahwa gayanya yang jadul mungkin lebih cocok untuk restoran steak, namun John memilih mengulas makanan siap saji karena alasan yang kuat.
Kenapa harus mengurusi suatu restoran yang hanya bisa didatangi sedikit orang yang cukup modal, padahal ada jutaan orang makan siap saji setiap harinya?
John mengatakan, "Saya ingin ini berlaku bagi sebanyak-banyaknya orang."
Persaingan di Dunia Maya
Tapi John bukan satu-satunya yang mengulas makanan siap saji di laman berbagi video. Pesaing ketatnya misalnya 'JoeysWorldTour' dan 'Daym Drops'.
Bedanya, John menyajikan perilaku dan gaya tahun 1940-an.
Duduk di mobil sambil memegang roti lapis Brown Sugar Bacon keluaran Arby's—yang dinilainya 8,4 untuk skala 10—John memamerkan jas kotak-kotak coklat yang baru dibelinya.
"Masa bodoh kalau orang bilang saya mirip dengan penjual mobil bekas, saya menyukainya."
John malah senang bahwa jasnya tampak ketinggalan jaman. Ia membelinya dengan murah, sehingga bisa terus berganti-ganti karena koleksi dalam jumlah banyak.
"Memang tidak fashionable untuk masa kini, dan itu malah keren...masih bermutu dan bisa dibeli kurang dari US$ 100." Nilai itu setara dengan Rp 1,3 juta.
Ia membagikan nasehat kepada netizen yang ingin berkibar di laman berbagi video. Menurutnya, carilah sesuatu yang membuat seseorang menjadi unik.
"Bagi saya, jas inilah yang unik..."
Advertisement