Liputan6.com, Manila - Jasad Aurora Moynihan tergeletak di sudut jalan di Manila, Filipina pada Sabtu 10 September 2016. Selembar kardus diletakkan di atas tubuhnya yang membeku. "Pengedar narkoba ke kalangan artis," tulisan itu tertera di sana.
Perempuan 45 tahun itu tewas akibat lima tembakan yang mengarah ke dadanya. Ia diduga menjadi korban main hakim sendiri di tengah perang narkoba brutal yang dilancarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Moynihan bukan rakyat kebanyakan. Ia adalah putri aristokrat Inggris, 3rd Lord Moynihan. Ayahnya kabur dari Inggris ke Spanyol, lalu Filipina pada akhir tahun 1960-an, menghindar dari 50 sangkaan termasuk penipuan.
Di Filipina, pria bernama Lord Anthony Moynihan itu menjalankan sejumlah rumah bordil dan diduga aktif dalam perdagangan narkoba hingga 1991, ketika ia meninggal dunia akibat stroke.
Dalam obituari di Telegraph, ia digambarkan sebagai, 'penipu ulung, pemilik rumah bordil, penyelundup narkoba, sekaligus informan polisi'. Â
Aurora Moynihan -- yang berkewarganegaraan ganda, Inggris dan Filipina -- juga diduga terkait bisnis narkotika. Ia bebas dengan jaminan atas tuduhan kepemilikan obat-obatan terlarang pada 2013.
Perempuan yang pernah menempuh studi sastra Prancis di Paris itu ditangkap pada 2013 karena diduga memiliki shabu.
Media setempat menayangkan rekaman sebuah kendaraan yang berhenti, lalu pintunya terbuka di bagian jalan yang sepi -- di mana tubuh korban ditemukan.
"Saksi mata mengaku mendengar serangkaian suara tembakan, lalu terlihat sebuah kendaraan meninggalkan area," kata petugas kepolisian, Inspektur Tito Jay Cuden, seperti dikutip dari Guardian, Senin (19/9/2016). "Namun, mereka tak melihat plat mobilnya."
Sejauh ini belum ada pihak yang ditangkap dalam kasus ini. "Ia (korban) dianggap pelaku narkoba," kata dia.
Dalam tiga bulan pertama kepemimpinannya, Duterte mengobarkan perang melawan narkoba -- yang diwarnai pembunuhan ekstrayudisial terhadap mereka yang diduga sebagai pengedar maupun pecandu barang haram itu.
Lebih dari 3.500 terduga pengedar dan pemakai tewas, hanya sepertiga yang meregang nyawa dalam operasi yang dilakukan polisi. Mayoritas adalah korban main hakim sendiri.
Duterte secara terbuka mendorong warga sipil untuk membunuh pecandu dan mengatakan ia tidak akan menuntut polisi yang melakukan eksekusi di luar hukum.
Baca Juga
Advertisement
Kini, duka dirasakan kakak perempuan Aurora Moynihan, Maritoni Fernandez yang adalah artis terkenal Filipina.
Sang artis yang nama aslinya adalah Antonita Moynihan itu mengatakan, prioritas keluarganya saat ini adalah melindungi anak-anak mendiang.
"Untuk melindungi anak-anaknya dari rasa sakit dan penderitaan lebih lanjut," kata dia.
Pemain film itu menambahkan, keluarganya kini sedang berkabung. "Lebih dari itu, kami merayakan kehidupan seoang manusia yang luar biasa, yang selamanya akan aku banggakan sebagai adik."