Liputan6.com, San Francisco - Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan istrinya, Priscilla Chan, menyumbang dana sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 39 triliun untuk penelitian medis.
Dalam keterangannya, pasangan itu memiliki tujuan mulia yaitu, "hingga abad berakhir, seluruh penyakit dapat disembuhkan dan dicegah."
Dilansir dari BBC, Kamis (22/9/2016), dana sumbangan itu akan didistribusikan oleh Chan Zuckerberg Initiative, yayasan yang mereka dirikan pada Desember 2015.
Advertisement
Zuckerberg mengatakan, dewasa ini 50 persen uang dihabiskan untuk merawat orang sakit dibanding menyembuhkan penyakit yang kemungkinan menghentikan mereka dari jatuh sakit.
"Itu yang harus kita ubah. Jangan sampai mereka jatuh sakit dan merawatnya, sementara kita bisa mencegah atau justru menyembuhkan penyakit itu sebelum memburuk," kata Zuckerberg.
Sang istri menimpali bahwa mereka telah berkomitmen sebesar US$ 600 juta (Rp 7,8 triliun) untuk membuat pusat riset baru yang disebut Biohub.
"Di dalamnya, ada kombinasi ahli insinyur, komputer, biologi, kimia dan para inovator lainnya," tambah Chan.
Biohub akan melakukan dua proyek. Pertama, mereka akan membuat Cell Atlas, yaitu sebuah peta yang mendeskripsikan tipe sel yang mengontrol organ utama tubuh.
Proyek kedua adalah Infectious Disease Initiative, yang akan membantu mengembangkan serangkaian tes dan vaksin untuk mencegah HIV, Ebola, Zika dan penyakit baru lainnya.
Dengan cara itu, Zuckerberg memprediksi di tahun 2100 rata-rata usia hidup manusia akan mencapai lebih dari 100 tahun.
Selain pasangan itu, para petinggi tekno lainnya kini semakin memfokuskan perhatiannya ke masalah kesehatan.
Di awal minggu, Microsoft mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk "memecahkan" masalah kanker dengan menggunakan alat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Sebuah unit dari Google, DeepMind, kini bekerja dengan badan kesehatan Inggris, NHS, untuk menggunakan komputer yang mampu mendiagnosis penyakit lebih akurat.
IBM dan MIT juga mengembangkan sistem AI yang mampu membantu ahli klinis utnuk memperbaiki layanan kesehatan bagi manula pasien difabel.