Liputan6.com, Jakarta Seorang mahasiswi cantik menjual keperawanannya di dunia maya, melalui laman perusahaan jasa 'escort' di Eropa.
Ariana (20), wanita cantik yang berasal dari Rusia itu mengaku memerlukan uang untuk biaya kuliah.
Walaupun sebenarnya ada cara-cara lain untuk mencari uang, Ariana sudah menetapkan hati untuk menjual keperawanannya, sebagai cara tercepat dan termudah untuk menggalang dana.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari News.com.au pada Kamis (29/9/2016), ia mengaku terpaksa. "Banyak mahasiswa yang memiliki masalah saat berkuliah. Orang harus bekerja supaya bisa membayar pendidikan," kata dia.
"Aku ingin pindah ke negara lain untuk meneruskan kuliah kedokteran. Universitas mahal sekali. Biaya tempat tinggal juga tinggi."
"Aku membayangkan sulitnya tinggal di negara lain, karenanya aku ingin tuntas dengan beban keuangan supaya bisa fokus pada kuliah kedokteran."
Ariana mengatakan bahwa orangtuanya tidak mengetahui caranya meraih pendanaan dan menambahkan bahwa ia tidak sungkan menjelaskan kepada mereka sekiranya ketahuan.
Menurut mopo24.de, lelang dimulai pada angka 150 ribu euro atau Rp 2,2 miliar.
Ternyata, Ariana tidak sendirian dalam melakukan lelang. Sahabatnya yang bernama Lolita juga melelang keperawanannya. Harga buka lelang juga 150 ribu euro.
Ariana, yang mengidentifikasi dirinya sebagai seorang "wanita yang mandiri" mengatakan, penjualan keperawanan merupakan pilhannya sendiri.
Ia merasa telah menunggu terlalu lama untuk menyerahkan keperawanan kepada orang yang tepat, tapi tidak pernah berhasil.
"Kenapa aku harus menunggu berlama-lama lagi?" ujarnya.
"Kenapa saya harus kehilangan keperawanan kepada seseorang yang kemudian menyakiti hatiku?"
Namun demikian, seperti dikutip dari mopo24.de, Ariana tidak peduli omongan orang dan mengaku masih akan memilih-memilih pemenang lelang keperawanannya.
"Aku sadar tidak semua orang dapat menerima dan memberi toleransi kepada keputusanku dan mereka mencela. Tapi, orang-orang ini tidak membayari kuliahku, jadi aku tidak ambil pusing akan omongan mereka."
Menurut direktur utama di perusahaan jasa 'escort' yang menjadi wadah pelelangan, jika pria pemenangnya tidak resik dan bukan seorang 'gentleman', maka perkencanan langsung dibatalkan.
Sudah ada beberapa penawaran yang masuk.
Masih dari mopo24.de, lelang melalui perusahaan penyedia jasa 'escort' yang dimaksud bukan yang pertama kalinya dan tidak selalu lelang keperawanan.
Pada Juli lalu, perusahaan yang sama menawarkan lelang kencan bersama dengan Saskia Atzrodt (24), mantan Playmate bulan July 2016 sekaligus mantan peserta acara Bachelor.
Lelang dibuka pada angka 20 ribu euro atau Rp 291 juta dan berlangsung hingga akhir Oktober.
Lelang Keperawanan Malah Tertipu
Mengaku untuk menolong sesama, membangun rumah untuk keluarga miskin, seorang mahasiswa Brasil menempuh jalan yang ekstrem dan membuat orang geleng-geleng kepala: melelang keperawanannya.
Meski nyatanya menjual diri, Catarina Migliorini menolak disebut pelacur. Gadis 20 tahun itu menegaskan, masih percaya cinta. Ia mengaku, melihat kesempatan melelang keperawanannya itu untuk membuat hal yang baik pada dunia, juga untuk dirinya.
"Jika kau melakukannya hanya sekali seumur hidup, itu artinya bukan PSK. Seperti halnya jika seseorang menghasilkan foto luar biasa sekali dalam hidupnya, bukan berarti ia seorang fotografer."
Polah mahasiswa pendidikan jasmani itu menuai kontroversi saat ia mengizinkan tim kru Australia mengikutinya setiap saat, dalam pembuatan film dokumenter bertajuk, "Virgin Wanted".
Kabar terakhir, proses lelang telah berakhir di angka US$780 ribu atau sekitar Rp7,49 miliar.
Pemenangnya adalah seorang pria Jepang bernama Natsu. Ia bersaing ketat dengan dua pria asal AS, Jack Miller dan Jack Right, serta pria India bernama Rudra Chatterjae.
Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam demi bisa berkencan semalam suntuk dengan perempuan itu.
Proses lelang ditutup Rabu 24 Oktober 2012 pukul 17.04 GMT atau Kamis pukul 00.04 WIB. Total ada 15 penawaran yang diajukan.
Namun, belakangan Catatina mengaku tertipu. Aku merasa dikorbankan... Aku ditipu oleh Justin Sisely (pembuat film dokumenter)," kata dia pada 2013. "Aku yakin dia sedang mencoba menipuku dan juga orang lain."
Setelah lelang berakhir, dikabarkan seorang pria Jepang berusia 53 tahun yang dipanggil "Natsu" keluar sebagai pemenang.
Namun, kata Catarina, saat ia pergi ke sebuah restoran di Sydney, Australia untuk bertemu dengannya, pria yang ia temui di sana tak sesuai dengan deskripsi yang dibeikan Sisely. Mereka juga tak berhubungan seks.
Kekecewaan yang lain, Catarina menambahkan, ia dijanjikan 20 persen dari keuntungan film dokumenter ditambah nilai lelang. Tapi ia tak mendapatkan apapun.
Catarina belakangan juga yakin, Natsu "si pemenang lelang" tak pernah ada. Sosok fiktif. "Aku masih perawan," akunya kala itu.
Advertisement