Liputan6.com, Washington, DC - Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) kian memanas jelang debat perdana yang akan berlangsung pada 26 September waktu setempat di Hofstra University, Hempstead, New York. Masing-masing kubu mulai melancarkan "serangan" yang semakin serius.
Pihak Hillary Clinton meluncurkan sebuah iklan kampanye yang menyerang Donald Trump. Tayangan berjudul "Mirrors" dan berdurasi selama 30 detik tersebut menampilkan kumpulan adegan di mana miliarder itu mengomentari perempuan dengan kalimat-kalimat penuh hinaan.
Baca Juga
"Faktanya dia tidak hanya membenci Anda, namun dia juga membenci gender Anda dan apa pun yang Anda perjuangkan," demikian slogan Hillary dalam iklan kampanyenya seperti dikutip dari news.com.au, Senin (26/9/2016).
Advertisement
Adegan diawali ketika Hillary memeluk seorang remaja perempuan. Berikutnya, adegan demi adegan diperankan oleh sejumlah perempuan yang berdiri di depan cermin sementara sesekali terdapat cuplikan tayangan Trump melontarkan kata-kata kasar kepada kaum perempuan.
Salah satu komentar tak pantas Trump ditujukan kepada komedian AS, Rosie O'Donnell. Peristiwa tersebut terjadi pada 2006 lalu.
"Saya melihat tepat di wajahnya yang jelek dan gemuk," ujar Trump kepada O'Donnell.
"Dia jorok. Dia makan seperti seekor babi. Apakah dia memiliki badan bagus, tidak, apakah dia memiliki bokong yang gemuk, tentu saja," imbuh suami dari Melania itu.
Iklan tersebut menuai kontroversi di media sosial selama akhir pekan ini. Berbagai pihak mengklaim tayangan singkat tersebut merupakan bukti kebencian Trump terhadap perempuan atau dikenal pula dengan sebutan misoginis.
Pemilik akun Twitter @JamilSmith mencuit, "Iklan terbaru Hillary Clinton bicara tentang Trump yang misoginis. Jika Anda membenci perempuan karena menjadi dirinya, maka Anda membenci semua perempuan".
"Saya tidak bisa memahami bagaimana perempuan lajang, bisa memberikan suaranya kepada Trump dan merasa tak ada yang salah dengan hal tersebut," cuit pemilik akun @likaluca.
Artis Hollywood, Olivia Wilde, yang saat ini tengah mengandung juga ikut mengomentari iklan tersebut.
"Sebagai seseorang yang akan segera memiliki anak perempuan, ini sangat memukul saya," tweet-nya yang disertai dengan tagar #NeverTrump.
Senjata untuk "Perang"
Iklan terbaru yang diluncurkan Hillary adalah bagian dari kampanye di televisi dan radio senilai US$ 180 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun yang dihabiskan antara pertengahan Juni hingga pekan lalu. Sementara itu, Kantar Media mengklaim pada periode yang sama Trump menghabiskan dana sekitar US$ 40 juta atau Rp 522 miliar.
Belum lama ini, putri Trump, Ivanka, mengumumkan kebijakan sang ayah terkait dengan cuti mengurus anak dan melahirkan. Melalui hal tersebut ia seolah menggambarkan Trump memiliki sikap progresif jika terkait dengan isu-isu perempuan.
Ivanka juga mengklaim bahwa Trump Organisation milik sang ayah menawarkan semua karyawan cuti bersalin. Namun seperti dilansir news.com.au, hal tersebut tidak terbukti kebenarannya.
Sementara Trump sebelumnya sempat menggugat pernyataan yang menyebutkan bahwa Hillary berjuang untuk kaum perempuan dan anak-anak. Ia bahkan berjanji akan berbuat banyak kepada kaum wanita dibanding yang akan dilakukan Hillary.
"Lawan saya senang mengatakan bahwa selama puluhan tahun dia telah berjuang untuk perempuan, untuk anak-anak perempuan. Kenapa lalu ada 70 juta perempuan dan anak-anak Amerika hidup dalam kemiskinan atau di ambang kemiskinan?" tanya Trump di hadapan pendukungnya dalam kampanye di Roanoke pada Sabtu lalu.
"Selama bertahun-tahun dia telah mengklaim melakukannya sementara tak ada yang benar-benar dilakukannya," tegas sosok kontroversial tersebut.
Berikut iklan yang dirilis tim kampanye Hillary Clinton: