Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 1 Oktober 1949 ditulis dalam tinta emas sejarah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pada hari itu, di Lapangan Tiananmen, Mao Zedong memproklamasikan berdirinya RRT. Babak baru dalam sejarah panjang China pun dimulai.
Kini, 67 tahun berlalu, rakyat Tiongkok telah melalui perubahan zaman dan jalan yang berliku. Â
"Rakyat Tiongkok menentukan jalannya sendiri dan menciptakan sebuah keajaiban dalam sejarah perkembangan manusia," kata Dubes Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng dalam perayaan hari nasional di Jakarta, Senin malam (26/9/2016).
"China melalui era kemiskinan dan keterbelakangan, menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, bangsa dengan perdagangan terbesar, dan investor terbesar kedua dengan produk domestik bruto (PDB) rata-rata mencapai US$ 8.000."
Dubes Xie Feng menambahkan, negaranya telah menciptakan lompatan besar, untuk menjadi lebih sejahtera dan kuat. "Peradaban yang telah ada selama lebih dari 5.000 tahun menemukan kembali energi baru dalam proses modernisasi."
Dubes berkacamata itu menambahkan, meski perekonomian global mengalami penurunan dan pemulihan yang lambat, kondisi Tiongkok tak goyah.
Dalam setengah tahun pertama 2016, PDB China mencapai 6,7 persen. Kondisi tersebut diperkuat dengan perkembangan kewirausahaan dan inovasi. Lebih dari 13 ribu usaha baru tercipta setiap harinya di Tiongkok.
Dubes Xie Feng menambahkan, salah satu kontribusi China kepada komunitas internasional diwujudkan dengan menggagas Silk Road Economic Belt dan 21 st Century Maritime Silk Road. "Untuk berbagi peluang pengembangan dengan negara-negara lain."
Terkait hubungan dengan Indonesia, mengutip data BPKM, Dubes Xie Feng mengatakan dalam waktu 6 bulan pertama, investasi dari RRT meningkat lebih dari 5 kali lipat. "China masih menjadi partner dagang Indonesia nomor satu, dan investasi kami meningkat dari ranking 10 ke ranking 3. Proyek kerjasama utama seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan terus berlanjut," tambah dia.
Hubungan antar-masyarakat juga terus meningkat. "Dari Januari hingga Juni, jumlah wisatawan dari Tiongkok ke Indonesia meningkat 43 persen melampaui 830 ribu orang," tambah Dubes Xie Feng.
Peringatan 67 tahun berdirinya RRT dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Dalam pidatonya, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, hubungan bilateral yang menguntungkan terjalin antara dua negara.
"Jakarta dan Beijing terpisah ribuan kilometer, namun persahabatan yang hangat dan saling menghormati terjalin cukup kuat untuk mengikat dua negara," kata dia.