Sukses

Dituduh Penyihir, Perempuan di Pedalaman Peru Dibakar Hidup-Hidup

Perempuan malang berusia 73 tahun dituduh menyebabkan warga desa sakit akibat praktik sihir.

Liputan6.com, Peru- Di masa modern seperti ini, nun jauh di pedalaman Peru, seorang perempuan dituduh menjalankan praktik sihir. Akibatnya, ia dibakar hidup-hidup hingga tewas.

Jaksa Peru, Hugo Mauricio mengatakan kelompok masyarakat Shiringamazu Alto menghukum bakar hidup-hidup Rosa Villar Jaronca hingga tewas. Menurut komunitas itu, Jaronca dituduh telah menyebabkan sakit kelompok itu lewat karena ilmu hitam. 

Perempuan malang berusia 73 tahun itu dibakar hingga meninggal pada 20 September 2016 lalu. Namum, pihak otoritas baru mengendus kematiannya akhir-akhir ini karena wilayah komunitas itu berada di pedalaman hutan.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (29/9/2016), jaksa Mauricio mengatakan bukti Jaronca tewas dibakar didapat dari sebuah rekaman ponsel. Dalam video itu terlihat, Jaronca terikat di sebuah batang kayu. Seorang pria menyiramnya dengan bensin, lalu seorang pria lainnya memantik korek api. Api pun menjalar menjilat tubuh renta itu. Dalam rekaman terdengar suara jeritannya.

"Perempuan itu dibakar hidup-hidup karena masyarakat menuduhnya penyihir," kata Mauricio.

Ia menambahkan, para warga desa itu membakar tubuh perempuan malang itu selama tiga hari berturut-turut untuk menghilangkan jejak. Namun, otoritas setempat menemukan beberapa tulang-belulang. Mauricio mengatakan ia dan 20 petugas polisi lantas mendatangi lokasi tersebut dan kembali dengan barang bukti yang mereka kumpulkan.

Sebuah buku berisi persetujuan membakar Jaronca juga ditemukan di lokasi. Ditulis dalam tulisan tangan, diindikasikan bahwa mayoritas penduduk desa setuju untuk membakarnya. Keputusan membakar perempuan itu juga disetujui oleh pemimpin desa.

Dalam dokumen itu tertulis hukuman kepada Jaronca agar orang lain tidak mengikuti cara dia menjadi penyihir yang membuat warga sakit.

Menurut Mauricio, di jantung hutan basah Peru terdapat 300 komunitas pribumi di mana tuduhan penyihir adalah hal lazim.

Pada 2015, seorang wanita hamil dituduh penyihir. Warga desa menghukumnya dengan pukulan yang membuatnya keguguran.

Mauricio mengatakan, daerah-daerah terpencil langka dengan kehadiran pemerintah sehingga masyarakat pribumi tak terjangkau akses hukum, pendidikan hingga kesehatan.