Sukses

Gunakan Tusuk Gigi, Dokter Selamatkan Nyawa Penumpang

Awak kabin Air China panik tatkala menemukan seorang penumpang pria dengan mulut berbusa kejang-kejang.

Liputan6.com, Urumqi - Nyawa seorang penumpang pesawat terbang berhasil diselamatkan. Hal itu terjadi kala ia mendapat serangan kejang yang mematikan.

Hidupnya berhasil diselamatkan berkat sendok dan tusuk gigi.

Awak kabin Air China panik tatkala menemukan seorang penumpang pria dengan mulut berbusa kejang-kejang. Untungnya ada seorang pahlawan yang segera memadamkan kepanikan di dalam pesawat itu karena pramugari berkali-kali memanggil, adakah dokter di dalam burung besi itu.

Tian Yu, seorang tenaga medis di Rumah Sakit Shanghai memutuskan untuk menjawab panggilan itu. Dengan sebuah sendok makan, ia menekan lidah si pria itu mencegahnya dari tersedak. Kemudian, ia meminta tusuk gigi kepada pramugari dan menekan beberapa titik di kepala penumpang malang itu.

Dilansir dari News.com.au yang menyadur dari The Sun pada, Jumat (30/9/2016), metode tersebut -- yang membantu untuk menstimulasi otak-- populer di kalangan pengobatan tradisional China.

Tapi itu bukanlah hal yang biasa dilakukan oleh Yu. Namun, kesigapan itu biasa ia lakukan selama tujuh tahun di bangsal gawat darurat.

Insiden itu terjadi di penerbangan antara kota Kashgar dan Urumqi di Provinsi Xinjiang.

Asian Wire Report melaporkan penumpang itu akhirnya bisa duduk dan meminta air setelah Yu berhasil menyelamatkan nyawanya.

Ia kemudian memperingati bahwa epilepsi, meski jarang terjadi, dapat kumat ketika tekanan udara terjadi dalam kabin pesawat.

Biasanya, para awak kabin segara tanggap dengan tindakan emergency selama penerbangan. Paling banyak terjadi adalah melahirkan di pesawat. Berikut 2 kisahnya.

2 dari 3 halaman

Gratis Penerbangan Seumur Hidup

Beberapa waktu lalu, seorang perempuan melahirkan anaknya di penerbangan dari Dubai ke Filipina. Seperti dikutip dari The Guardian, Agustus 2015 lalu,bayi itu diberi nama, Haven. Menurut pihak maskapai Cebu Pacific, peristiwa ini merupakan yang pertama kalinya terjadi di pesawat mereka.

Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Kebetulan ada 2 perawat dalam pesawat itu sehingga bisa membantu sang ibu melahirkan tanpa komplikasi apapun.

Beruntungnya, kru kabin maskapai menemukan dua perawat yang turut serta dalam penerbangan itu sehingga dapat membantu proses kelahiran Haven. Dan menurut pimpinan awak kabin, Mark Martin, dua pramugari mereka juga terlatih sebagai perawat.

"Untuk Haven, kamu adalah keajaiban Tuhan yang datang pada ketinggian 36.000 kaki dan kami sangat bersyukur menjadi instrumen dalam kelahiran ini. Kamu akan selalu menjadi penumpang yang paling berkesan bagi kami," ujar Martin.

Si bayi lantas mendapatkan tiket gratis seumur hidupnya dengan Cebu Pasific Air.

3 dari 3 halaman

Dari Bali ke Los Angeles

 

Seorang wanita Taiwan melahirkan secara prematur ketika sedang dalam penerbangan dari Bali menuju Los Angeles pada hari Rabu 14 Oktober 2015. Ketuban wanita itu pecah 6 jam dalam penerbangan yang diperkirakan akan berlangsung selama 19 jam.

Beruntung bagi awak kapal, ada seorang dokter dalam penerbangan yang lepas landas dari bandara internasional Taoyuan Tawian pukul 23:50 malam itu. Menurut Daily Mail, petugas medis tersebut berhasil membantu melahirkan bayi secara prematur dalam ketinggian 30.000 kaki setelah awak meminta pertolongan medis di atas pesawat.

Seorang wanita melahirkan secara prematur sehingga bayinya lahir selagi masih dalam penerbangan dari Bali ke Los Angeles. (Daily Mail)

Awalnya, demi keselamatan bayi, pesawat China Airlines sudah dialihkan menuju bandara Ted Stevens di Anchorage, negara bagian Alaska. Namun 30 menit sebelum mendarat di negeri Paman Sam itu, bayi sudah lahir. 

Setelah mendarat di Alaska, wanita itu dan bayinya dibawa ke rumah sakit setempat, dan keduanya dilaporkan dalam keadaan baik. Pesawat terbang itu mengisi bahan bakar dan kemudian melanjutkan penerbangannya hingga tiba di Los Angeles 3 jam kemudian.

Menurut Administrasi Penerbangan Sipil kewarganegaraan bayi bergantung kepada sertifikat kelahiran yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit di Anchorage, karena sang bayi lahir di atas wilayah udara Amerika di dalam pesawat milik Republik China