Liputan6.com, London - Telah lama beredar selentingan kabar tentang astronot-astronot yang melakukan hubungan seks di ruang angkasa. Namun pihak yang berkepentingan di Rusia dan Amerika Serikat sama-sama membantah hal itu.
NASA memang tidak secara gamblang melarang hubungan seks di angkasa. Masalahnya, tata krama astronot di angkasa mewajibkan menjaga 'hubungan saling percaya' dan 'standar profesional' di kalangan awak angkasa.
Advertisement
Baca Juga
NASA juga melarang pasangan yang menikah pergi dinas bersama ke ruang angkasa. Namun hal ini diduga lebih dikarenakan dinamika kelompok, tak terkait urusan seks.
Masalah utamanya, seperti dikutip dari Daily Mail pada Selasa (4/10/2016) adalah ketiadaan gravitasi di ruang angkasa.
Profesor Anja Geitmann, Dekan di Departemen Ilmu Tumbuhan di McGill University, Montreal, Kanada, telah melakukan penelitian mendalam tentang seks di ruang angkasa.
Ia menjelaskan kepada Daily Mail bahwa masalah utama adalah "ketika pasangan mencoba tetap dekat secara fisik, karena tidak bisa mengandalkan gravitasi untuk mendekatkan diri satu sama lain."
Wahana angkasa juga biasanya sempit. Profesor Geitmann menambahkan, "Masalah lain adalah ketika mencoba menghindari terantuk kepada kepala pasangan, lagi-lagi karena tidak ada gravitasi yang mencegah pasangan untuk saling hanyut menjauh dan mengenai hambatan terdekat pada setiap gerakan."
Untunglah, walaupun ketiadaan gravitasi itu menyusahkan wanita itu mengatakan ada cara mengatasinya.
"Tantangannya benar-benar mekanis. Tali-temali dan kantung tidur, atau ruang sempit dengan dinding lembut bisa mencukupi," jelasnya
Kekurangan gravitasi tidak hanya berdampak kepada gerakan fisik, tapi juga menyebabkan sejumlah masalah di dalam tubuh. Peredaran darah ketika berada di angkasa akan terpengaruh dan bisa menyulitkan seorang pria mendapatkan ereksi.
Dalam suatu artikel NASA, penulis Lori Meggs dari Al Signal Research mengatakan, "Tidak tersedia gravitasi yang menarik darah menuju bagian bawah tubuh."
"Darah justru beredar di dada dan kepala, sehingga muka astronot menggembung dan pembuluh darah leher membengkak."
Walaupun dihadapkan dengan masalah-masalah itu, ada saja beberapa orang yang penasaran untuk menjajal melakukan hubungan seks di ruang angkasa.
Tahun lalu, laman PornHub mengumumkan rencana mengirim 'sextraunauts' menuju orbit rendah untuk membuat film porno pertama di angkasa.
Tayangan yang bertajuk 'Sexplorations' itu rencananya akan dibintangi sepasang pelakon film porno yang akan mendapatkan "pelatihan ketat selama 6 bulan" sebelum diluncurkan ke angkasa.Â