Sukses

Ditanya tentang Nuklir Korut, Dua Cawapres Melenceng dari Topik

Tim Kaine dan Mike Pence ditanya bagaimana cara mereka menghentikan misil Korut yang diklaim bisa mencapai AS.

Liputan6.com, Virginia - Isu pengembangan senjata nuklir Korea Utara menjadi salah satu pertanyaan yang dikemukakan oleh moderator Elaine Quijano. Negara yang mengisolasi dirinya itu menjadi duri dalam daging komunitas internasional.

Selama 2016, Korut mengadakan 15 kali percobaan nuklir dan misil. Pyongyang juga kerap menebar ancaman pada AS, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya.

Quijano menanyakan bagaimana cara mereka menghentikan misil Korut yang diklaim bisa mencapai AS.

Menurut Pence, untuk menghentikan ambisi nuklir di Semenanjung Korea, AS harus tetap dengan kebijakan sekarang, yaitu denuklirisasi. 

"Kita harus membangun militer AS serta segera menjalin koalisi untuk memecahkan masalah. Nanti, kalau Donald Trump jadi presiden, kita akan kembali ke hari-hari di mana kedamaian terjadi," kata Mike Pence. 

Namun, ia sedikit keluar dari topik ketika tiba-tiba mengatakan, "untuk menjalin koalisi, kembali lagi ke pembayaran pajak."

"Tak seperti Yayasan Clinton, dia menerima donor asing di mana pemerintah luar negeri boleh menyumbangkan uangnya ke situ," kata Pence.

Namun, Mike Kaine membela Hillary dengan mengatakan Clinton Foundation itu tepercaya. Yayasan tersebut menyediakan bantuan obat-obatan untuk AIDS dan membantu warga AS yang kecanduan.

"Trump Foundation itu yayasan yang menggurita di di dunia dengan angka yang dirahasiakan oleh Donald Trump sendiri. Andai ia merilis pajaknya, kita akan tahu konflik kepentingan yang ada," tukas Kaine.

Karena keluar dari topik, Quijano mempertanyakan lagi pertanyaannya tentang Korea Utara.

"Ya kita harus berbuat sesuatu," kata Kaine. "Juga menjalankan paket 'hukuman' seperti yang sudah kita lakukan selama ini."

"Hillary tahu benar bagaimana menerapkan sanksi ini karena ia sudah berpengalaman dalam diplomasi," lanjutnya.

Video Terkini