Liputan6.com, New York - - Ragam budaya dunia dari berbagai penjuru dan masa memiliki perayaan-perayaan yang khas dan menarik.
Di beberapa daerah Indonesia, ada budaya melarung hasil panen atau memindahkan jasad kerabat yang sudah meninggal.
Di Spanyol, ada perayaan La Tomatina yang merupakan 'perang' tomat terbesar sedunia. Atau Malam Lobak di Meksiko, yang diisi dengan ukiran-ukiran lobak.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Listverse.com pada Senin (10/10/2016) berikut ini adalah 10 perayaan atau festival masa lalu yang paling aneh sedunia:
1. Masa Raya si Bodoh
Masa Raya ini merupakan perayaan tahun baru pada Abad Pertengahan, biasanya pada hari pertama dalam suatu tahun. Perayaan ini berasal dari festival Saturnalia pada masa Romawi Kuno dan populer hingga Abad ke-16.
Dalam pesta heboh itu, warga memilih 'Raja Bodoh' dengan bermacam-macam julukan sesuai tempat perayaannya.
Misalnya, sebutan di Inggris adalah raja kacang, sedangkan di Skotlandia ada julukan Abbott of Unreason (kata "unreason" dapat diartikan "tidak nalar").
Selama perayaan, warga mengenakan pakaian lawan jenis, bernyayi secara sumbang, menenggak minuman, dan berjudi di altar gereja.
2. Pekan Raya Keledai
Pada Abad Pertengahan, ada festival gerejawi yang dikenal dengan Masa Raya Keledai. Perayaan ini populer di Prancis dan dikenal dengan sebuttan "La Fete de l"ane".
Perayaan ini dilakukan pada tanggal 14 Januari sebagai penghormatan kepada keledai yang ditunggangi Maria dari Mesir.
Selama perayaan, seorang gadis desa yang menggendong bayi didudukkan di atas keledai berhias dan kemudian berpawai keliling kota, menuju ke suatu gereja untuk menghadiri misa rekaan.
Di akhir misa rekaan itu, sang imam 3 kali menghadap jemaat dan keledai dan disambut dengan bunyi lenguhan keledai.
Di Prancis, jemaat kerap melantunkan kidung yang memuji keledai itu.
Pesta Mabuk Mesir Kuno
3. Festival Mabuk-mabukan
Festival mabuk-mabukan dirayakan pada bulan pertama dalam tahun Mesir Kuno. Festival itu merupakan cara menghormati Mata Ra dan mitos pemusnahan manusia, sekaligus untuk menyenangkan dewi-dewi Mesir Kuno semisal Sekhmet.
Festival tersebut merupakan peristiwa suci dan melibatkan para peserta yang menenggak sejumlah besar alkohol. Seringkali, para peserta festival sudah sangat mabuk sehingga tertidur di halaman kuil.
Peserta yang tertidur kemudian dibangunkan dengan bunyi-bunyian genderang dan musik yang dimaksudkan untuk membantu mereka beribadah dan memuji sang dewi.
Selain minum-minum, para peserta menari, menyalakan obor, dan melakukan hubungan intim dengan para peserta lain.
4. Bals Des Victimes
Dengan berakhirnya masa Cengkeraman Teror atau Reign of Terror, kota Paris dilanda pesta gila-gilaan. Warga Paris yang selamat -- melalui masa tekanan dan banjir darah -- bermaksud merayakan mereka yang masih hidup.
Salah satu perayaan yang paling gegap gempita adalah Bals Des Victimes, yang diduga digelar oleh kaum aristrokat yang selamat. Hanya mereka yang telah nyaris ditebas guillotine dan keluarga dekatnya lah yang boleh datang ke acara.
Akohol tersedia tanpa batas, sebagai cara melupakan kenangan yang menyakitkan. Kebanyakan kaum wanita mengenakan pita berwarna merah darah pada leher dan mereka yang nyaris terpancung guillotine memangkas rambut hingga pendek, seperti narapidana.
Selain pesta tersebut, ada lagi perayaan bal de la veillee, yang dikenang sebagai konser mengeong seperti kucing. Dalam perayaan, sebuah alat musik harpsichord dirusak sedemikaian hebat sehingga kunci-kunci nadanya menggerakan bilah logam sehingga bisa menepuk ekor beberapa kucing secara bersamaan.
Lalu ada bals des Zephirs yang dilakukan dalam taman pemakaman, diikuti oleh pasangan-pasangan yang menari-nari di atas kuburan.
Advertisement
Kue Berbentuk Kelamin
5. Fete des Pinnes
Fete des Pinnes adalah festival Minggu Paskah yang dirayakan di kota Saintes, Prancis. Pada hari festival, kue-kue kecil berbentuk kelamin pria disematkan pada cabang-cabang pohon palem.
Cabang-cabang pohon itu kemudian diarak oleh kaum wanita dan anak-anak dalam prosesi perayaan. Kemudian kue-kue itu diberkati oleh seorang imam dan diawetkan oleh kaum wanita menjadi mata kalung suci.
Perayaan ini juga dirayakan di berbagai tempat Prancis. Di beberapa bagian wilayah Laut Tengah, kue-kue itu dibuat berbentuk vagina.
6. Festival Uskup Anak-anak
Festival Uskup Anak-anak merupakan festival yang populer pada Abad Pertengahan di seluruh Eropa Barat. Perayaan dimulai pada 6 Desember, pada saat Hari Santo Nicholas, ketika Uskup Anak itu dinobatkan oleh para anggota paduan suaranya.
Selain pakaiannya, Uskup Anak-anak itu duduk di takhta yang memang untuk pemuka agama itu dan menunaikan wewenang uskup sungguhan, misalnya memberkati orang, memberi khotbah, dan kunjungan-kunjungan ke paroki dalam dioses.
Uskup Anak-anak bahkan juga berwenang menyatakan libur dan membagikan permen dan hadiah.
Pesta Erotis
7. Beltane
Beltane merupakan festival tersuci ke dua dalam masyarakat Keltik untuk merayakan hari pertama musim panas sebagai pemberi kehidupan dan kesuburan.
Sejumlah api unggun besar dinyalakan dan ternak-ternak digiring di antara api-api itu sebagai cara mendapat berkat dan penyucian ternak.
Beltane juga merupakan perayaan kesatuan seksual antara Dewa dan Dewi, sekaligus energi kreatif yang tercetus dari persanggamaan mereka.
Energi kreatif tersebut dipercayai memberkati tanah, ternak, dan warga dengan kesehatan dan kesuburan. Dengan demikian, guna meneladani para dewa, warga suku-suku Keltik pun ikut sibuk bersanggama semalam suntuk.
Tidak masalah jika pria dan wanita saling mengenal. Pada malam Beltane, semua pria adalah dewa dan semua wanita adalah dewi.
Kadang-kadang, Ratu Mei dan Raja Mei dipilih untuk peran erotis dalam upacara suci, atau untuk meniru pernikahan Dewa dan Dewi dalam iringan non-seksual di hadapan seluruh warga desa.
Di masa kini, sebagian versi Beltane masih dirayakan di seluruh dunia. Namun demikian, hal-hal yang berbau seksual sudah dihapus.
8. Kronia
Kronia adalah festival Yunani Kuno yang dilakukan seusai panen musim panas, sekaligus menjadi transisi ke musim dingin.
Festival ini dinamai menurut Titan Cronos yang memerintah jagat raya pada Zaman Keemasan manusia, ketika tidak ada lagi kelaparan, kematian, sakit-penyakit, perbedaan sosial, atau tekanan.
Kronia merupakan cerminan kekuasaan Cronos, sehingga tatanan dalam masyarakat ditangguhkan selama perayaan itu. Para budak menikmati jamuan dan melakukan permainan dengan para majikan mereka, ikut beramai-ramai di jalanan, dan dilayani.
Biasanya, festival ditutup dengan arak-arakan seorang terpidana yang sebelumnya telah dijatuhi hukuman mati, memberikan minuman wine kepadanya, lalu membunuhnya.
Advertisement
Pemurnian
9. Cerealia
Cerealia merupakan festival Romawi Kuno untuk memperingati Ceres, dewi jelai, dan pertanian serta kesuburan manusia. Festival dirayakan selama 7 hari dalam bulan April.
Menurut pujangga Romawi Kuno yang bernama Ovid, festival ini dilakukan dengan melepas serigala-serigala hidup ke Circus Maximus dengan obor menyala diikatkan pada ekor mereka.
Serigala-serigala itu berjuang melepaskan obor dan sangat menderita ketika terbakar hingga mati.
Tradisi-tradisi festival lainnya melibatkan anak-anak perempuan berbaju putih membawa obor. Hal ini meniru pencarian Proserpine, putri Ceres yang diculik, ketika dibawa oleh Hades ke dunia bawah sana untuk diperkosa dan dipenjara.
10. Bacchanalia
Bacchanalia merupakan perayaan Babilonia untuk menghormati kelahiran Tammuz, putra Ishtar, yaitu sang ratu surga.
Bacchus adalah dewa wine dan kesuburan, dan juga dikaitkan dengan cinta, prostitusi suci, dan siklus kesuburan di alam.
Festival Bacchus dikenal juga sebagai festival mabuk-mabukan berkaitan erat dengan alkohol, tari-tarian, dan orgi seksual suci demi pembersihan dosa.
Keterlibatan dalam pesta orgi seksual dengan para pemujanya dianggap menyenangkan para dewa. Setiap wanita muda dalam perayaan ini diharapkan kehilangan keperawanan selama perayaan sebagai bentuk pengabdian kepada sang bunda dewi agung.
Festival berlangsung selama 5 hari. Saat itu, para budak ikut serta dan menerima kebebasan total selama festival.