Liputan6.com, Washington, DC - Nama pengusaha sekaligus orang ketiga terkaya di dunia, Warren Buffett, terseret dalam 'perang' Hillary Clinton versus Donald Trump.
Pasalnya, dalam debat calon presiden Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pada Minggu 9 Oktober malam, Trump menyebut Buffett merupakan salah satu contoh dari teman-teman Hillary yang menghindari pembayaran pajak.
Baca Juga
Seperti dilansir CNN, Selasa (11/10/2016) pernyataan Trump tersebut langsung ditanggapi Buffett.
Advertisement
"Tuan Trump mengatakan, dia tahu lebih banyak tentang pajak dibanding manusia mana pun. Dia hanya belum melihat laporan pajak penghasilan saya. Tapi dengan senang hati saya akan menunjukkan faktanya," ujar Buffett yang dijuluki investor tersukses di dunia itu.
Isu pajak memang menjadi senjata Hillary untuk menyerang Trump. Ia menuding selama bertahun-tahun, pemilik kerajaan bisnis The Trump Organization itu tak membayar pajak federal.
Karena itulah mantan Ibu Negara tersebut mendesak Trump membuka laporan pajaknya ke publik.
Pada debat kedua kemarin, oleh moderator, Anderson Cooper, taipan properti itu ditanya apakah ia mengambil keuntungan dari aturan 'akumulasi' pajak yang memungkinkan pengusaha mengimbangi kerugian besar yang terjadi dalam satu tahun terhadap pendapatan yang dihasilkan pada tahun-tahun berikutnya demi keperluan pajak.
"Tentu saja saya menikmatinya. Tentu saja saya melakukannya, begitupun semua donatur Hillary atau sebagian besar donaturnya," jawab miliarder itu sebelum akhirnya menyinggung nama Buffett.
"Banyak teman-teman Hillary mengambil pemotongan yang lebih besar. Warren Buffett juga melakukannya," imbuhnya.
Namun Buffett mengklaim ia tidak pernah mengambil keuntungan dari aturan akumulasi tersebut.
"Saya telah membayar pajak pendapatan federal setiap tahun sejak 1944, ketika saya berusia 13 tahun (Meski memulainya terlambat, saya hanya berutang pajak US$ 7 pada tahun itu). Saya memiliki salinan dari 72 laporan pajak dan tak satu pun diakumulasi," tegas pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway itu.
Dalam pernyataannya, Buffett mengatakan bahwa pada 2015 pembayaran pajak pendapatan federalnya mencapai US$ 1,8 juta dari pendapatan kotor sebesar US$ 11,5 juta. Dari jumlah tersebut terdapat pemotongan US$ 5,5 juta di mana sebagian di antaranya digunakan untuk amal.
Buffett pun menyarankan Trump untuk membuat sendiri rincian pajaknya dan merilisnya ke publik. Sesuatu yang selama ini selalu ditolak oleh suami Melania itu.
"Saya tidak masalah membuka informasi pajak saya ketika tengah dalam proses audit. Seharusnya Trump juga begitu, setidaknya dia tidak menghadapi persoalan ilegal," kata sang philanthropist itu seperti dikutip dari BBC.
Hillary telah lebih dulu merilis SPT Pajak 2015 nya. Laporan itu menunjukkan bahwa ia dan sang suami, Bill Clinton membayar 34 persen dari rata-rata pajak federal dan 9 persen dari pajak negara dari total pendapatan US$ 10,5 juta.
Trump selama ini kerap mengumbar bahwa dananya banyak digunakan untuk kegiatan amal, namun ia belum pernah memberikan bukti laporan pajaknya. Termasuk yang terkait amal itu.