Sukses

Menlu: RI Siap Dukung Perempuan di Misi Perdamaian Dunia

Belasan perempuan di misi UNIFIL kali ini menujukan meningkatnya peranan wanita dalam menciptakan perdamaian.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin pembekalan, latihan Pratugas Satgas Batalyon Mekanis (Yonmek) TNI Konga XXIII-K UNIFIL di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor. Nantinya para pasukan ini akan dikirim ke Lebanon.

Dalam pembakalan ini, Menlu berbicara di depan 854 personel TNI, termasuk 18 perempuan yang akan berangkat ke Lebanon pada Desember ini.

Menurut Retno dengan adanya belasan perempuan di misi UNIFIL kali ini, menujukan meningkatnya peranan wanita dalam menciptakan perdamaian.

Meski mengaku senang, Retno tak ingin peranan perempuan terhenti pada titik ini saja. Harus ada peningkatan signifikan.

Oleh sebab itu, Indonesia tak akan berdiam diri. Pemerintah siap mendukung penuh peningkatan peacekeepres perempuan dalam misi perdamaian PBB di mana pun.

"Partisipasi peacekeepers perempuan semakin dibutuhkan oleh PBB untuk membantu pelaksanaan mandat proteksi terhadap warga sipil, khususnya perempuan dan anak-anak", ucap Retno di Bogor pada Senin 10 Oktober 2016.

Walau mengharapkan peningkatan lagi, meningkatnya jumlah perempuan dalam misi terbaru ini, begitu menggembirakan. Sebab dalam catatannya, sejak 2014 sudah ada kenaikan jumlah perempuan.

"Pada 1993 hanya 1 persen perempuan dalam total deployment (Indonesia). Namun sekarang, sejak 2014 untuk militer 3 persen dan polisi 10 persen," tegas Retno.

Secara keseluruhan untuk misi UNIFIL, Indonesia adalah negara penyumbang pasukan perdamaian terbesar dengan 1.296 personel.

Oleh karenanya Menlu Retno berharap para pasukan bisa menjaga nama baik Indonesia dalam menciptakan perdamaian di daerah konflik. Secara tegas Retno meminta para pasukan menjauhi tindakan yang berlawan dengan hukum di negara tempatnya bertugas.

"Peacekeepers Indonesia harus menjauhkan diri dari tindakan dan perilaku yang dapat merusak citra baik peacekeepers PBB dan nama baik Indonesia, khususnya tindak sexual exploitation and abuse," pungkas Menlu Retno.