Sukses

Ketua DPR AS Resmi Cabut Dukungan untuk Donald Trump

Donald Trump menyebut Paul Ryan sangat lemah dan tidak efektif setelah Ketua DPR itu mengatakan bahwa dirinya tak lagi membela Trump.

Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump memicu perpecahan partai yang mengusung namanya hanya empat minggu sebelum pemilihan umum Amerika Serikat (AS) berlangsung.

Calon presiden dari Partai Republik (GOP) itu memosting sejumlah cuitan di media sosial Twitter bernada kemarahan dan kebencian kepada Ketua DPR, Paul Ryan. Ia menuduh Ryan telah merusak kampanyenya.

"Ini sangat baik bahwa belenggu telah lepas dari saya dan sekarang saya bisa bertarung untuk Amerika dengan cara yang saya inginkan," cuit Trump.

Taipan properti itu juga menyebut petinggi Partai Republik itu "sangat lemah" dan "tidak efektif". Serangan Trump datang sehari setelah Ryan mengatakan kepada rekan-rekannya di Kongres bahwa ia tak lagi membela atau berkampanye untuk Donald Trump.

"Meski memenangkan debat kedua di setiap polling, sulit untuk melakukannya dengan baik ketika Paul Ryan dan yang lain tak memberikan dukungan," tulis Trump.

Dikutip dari CNN, Rabu (12/10/2016), Trump juga mengkritik Senator Arizona dari Partai Republik, John McCain yang mencabut dukungan kepadanya pada akhir pekan lalu.

Pebisnis asal New York itu menyebut, anggota Partai Republik yang tak loyal lebih sulit dihadapi dibandingkan rivalnya, Hillary Clinton.

Paul Ryan (Reuters)

Langkah Trump yang dinilai memicu kekacauan di Partai Republik itu membuat para petinggi partai berada di posisi sulit. Perilakunya membuat pemilih menjadi ragu. Dan ini juga berpengaruh pada kekuatan GOP untuk mengontrol Senat.

Ia menegaskan kekesalannya pada pengumpulan dana pasca-debat di San Antonio. Trump mengulangi sejumlah kata sama dengan apa yang ia tweet, dengan mengatakan "bebas dari belenggu" dan terlihat dalam suasana hati yang baik.

Trump juga mengatakan sangat disayangkan bahwa sebagian kecil dari Partai Republik tak fokus pada keseimbangan anggaran atau imigrasi.

Pada Senin 10 Oktober lalu, Ryan mengatakan kepada DPR kubu Republik dalam sebuah panggilan konferensi bahwa dirinya tak akan lagi membela atau berkampanye untuk Trump. Ia lebih memilih untuk menghabiskan akhir kampanye itu untuk berfokus pada kompetisi DPR dan Senat dalam upaya membantu GOP mempertahankan kontrol atas Kongres.

"Paul Ryan berfokus pada bulan berikutnya untuk mengalahkan Demokrat, dan semua anggota Republik mungkin akan melakukan hal sama," ujar juru bicara Paul Ryan, Brendan Buck.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini