Sukses

Pengakuan Wanita yang Diduga Dilecehkan Trump: Dia seperti Gurita

Empat perempuan muncul dengan satu pengakuan yang sama: Donald Trump pernah melecehkan mereka.

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump dan isu pelecehan terhadap perempuan marak menghiasi berbagai laman pemberitaan dalam beberapa hari terakhir. Yang terbaru, empat wanita mengklaim calon Presiden Amerika Serikat (AS) asal Partai Republik itu berusaha menyentuh mereka.

Media The New York Times menyebutkan telah mewawancarai dua perempuan yang mengaku sebagai korban Trump. Perempuan pertama bernama Jessica Leeds (74). Ia mengklaim dilecehkan sang miliarder pada 1980.

Leeds yang merupakan mantan pengusaha itu menjelaskan bahwa pelecehan yang dilakukan Trump terjadi kala ia berusia 38 tahun. Saat itu ia tengah berada dalam sebuah penerbangan.

Lebih lanjut ia menceritakan, saat itu ia duduk di samping Trump di kabin kelas satu. Tiba-tiba saja Trump mulai menyentuhnya.

"Dia seperti gurita. Tangannya di mana-mana," ujar Leeds kepada The New York Times seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (13/10/2016).

Perempuan yang kini tinggal di Manhattan itu mendeskripsikan peristiwa itu sebagai "serangan". Ia pun memutuskan bangkit dari kursinya dan pergi ke bagian belakang pesawat untuk menghindari tangan-tangan jahil Trump.

Korban kedua adalah Rachel Crooks. Ketika peristiwa tak menyenangkan itu terjadi, Crooks berusia 22 tahun dan bekerja sebagai seorang resepsionis di Bayrock Group, sebuah perusahaan real estate yang berkantor di Trump Tower di Manhattan.

Menurut Crooks, pada 2005 lalu Trump tiba-tiba saja menciumnya di bibir ketika mereka tengah berada di dalam lift.

"Itu sangat kurang ajar. Aku sangat marah mengetahui dia pikir aku begitu murahan sehingga dia bisa melakukan itu," kata Crooks.

Secara lebih rinci Crooks menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi tepat setelah ia dan Trump bersalaman di dalam lift. Taipan properti itu juga menolak membiarkannya pergi.

Trump lalu mulai mencium pipinya sebelum akhirnya mencium bibirnya.

2 dari 3 halaman

Remas Bokong

Perempuan ketiga, Mindy McGillivray (36), mengaku kepada Palm Beach Post bahwa sekitar 13 tahun lalu ia digerayangi Trump. Peristiwa tersebut terjadi di Mar-a-Lago Mansion, kediaman capres AS itu.

McGillivray yang berusia 23 tahun kala itu mengaku, Trump meremas bokongnya setelah ia membantu seorang fotografer meliput konser di sebuah milik sang miliarder, Trump Pal Beach.

Menurutnya, saat itu ia tengah bersama Ken Davidoff di Mar-a-Lago ketika peristiwa itu terjadi, tepatnya pada 24 Januari 2003.

Donald Trump bersama sang istri, Melania, serta putri dan menantunya (Reuters)

"Tiba-tiba aku merasa diremas, sedikit didorong. Aku pikir itu tas kamera milik Davidoff, itu dugaan pertamaku. Aku berbalik dan ada Trump. Dia berpaling dengan cepat," jelas McGillivray.

Pengakuan McGillivray ini muncul setelah ia geram dengan pernyataan Trump selama debat capres kedua berlangsung. Miliarder itu mengaku ia tak pernah meraba-raba seorang wanita.

"Ini isu tentang menghormati seluruh wanita. Jika sesuatu seperti ini terjadi pada Anda, seharusnya Anda bicara," tegas McGillivray.

Dalam pernyataannya terkait Trump, perempuan itu juga menyertakan pengakuan pribadinya bahwa ia memiliki catatan kriminal yang cukup panjang. Ia menyadari hal tersebut bukan tidak mungkin akan dijadikan senjata oleh Trump untuk melawannya.

Sementara itu, perempuan keempat adalah mantan kontestan Miss USA, Cassandra Searles. Wanita yang memenangkan predikat sebagai Miss Washington pada 2013 ini mengklaim bahwa ia bersama model-model lainnya yang ambil bagian dalam kontes tersebut diperlakukan layaknya "hewan ternak" oleh Trump.

"Apakah kalian semua ingat ketika kami harus melakukan perkenalan di atas panggung, tapi pria ini memperlakukan kami seperti hewan ternak dan membuat kami terpaksa harus melakukannya lagi hanya karena kami tidak memandang matanya," ungkap Searles pada Juni lalu seperti dikutip Daily Mail dari Yahoo News.

"Apakah Anda ingat ketika dia menyuruh kami berbaris mendekat ke arahnya sehingga dia bisa memperlihatkan 'hartanya'? Oh aku lupa menyebutkan bahwa pria inilah yang tengah mencalonkan diri sebagai Presiden AS berikutnya," imbuhnya.

Ia lantas disinggung apakah Trump pernah berusaha merayu atau meraba-raba tubuhnya.

"Dia mungkin tidak ingin mendengar aku cerita bahwa saat itu dia terus berusaha meremas bokongku dan mengajakku ke kamar hotelnya," kata Searles.

3 dari 3 halaman

Bantahan Trump Vs Kecaman Hillary

Ketika dikonfirmasi terkait isu ini, Trump dengan tegas membantah. Menurutnya tak ada satu pengakuan pun yang benar.

"Tak satu pun dari itu pernah terjadi," ujarnya dengan nada tinggi sebelum akhirnya mengatakan bahwa perempuan-perempuan tersebut adalah "manusia yang menjijikkan".

Bantahan pun dilontarkan oleh tim kampanye Trump. Mereka mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut fiksi dan pemberitaan yang dipublikasikan The New York Times palsu dan merupakan pembunuhan karakter yang terkoordinasi terhadap Trump.

Dua capres AS, Donald Trump dan HIllary Clinton berhadapan dalam Debat Capres AS 2016 putaran kedua di Washington University, St Louis, Missouri, Minggu (9/10). (Robyn Beck / AFP)

Penasihat Komunikasi Senior Trump, Jason Miller dalam pernyataannya menyebutkan bahwa pengakuan para perempuan tersebut tak lebih dari serangan politik. Ia menuding The New York Times pro Hillary Clinton.

Sementara itu kutukan datang dari kubu Hillary. Mereka menyebut perilaku Trump menunjukkan sebuah pola.

"Cerita yang mengganggu ini memperjelas semuanya bahwa kita mengetahui bagaimana Donald Trump memperlakukan perempuan," ujar Direktur Komunikasi Tim Kampanye Hillary, Jennifer Palmieri.

"Laporan ini menunjukkan bahwa ia berbohong di panggung debat dan bahwa pernyataan-pernyataan dalam skandal video 2005nya itu lebih dari sekadar kata-kata," imbuhnya.

Sebelum kabar ini mencuat, Trump memang tengah diterpa skandal video di mana ia melontarkan sejumlah pernyataan vulgar yang ditujukan terhadap perempuan.