Liputan6.com, Bangkok - Kepergian Raja Thailand Bhumibol Adulyadej untuk selama-lamanya tak hanya meninggalkan duka di hati rakyatnya. Pun demikian dirasakan para pemimpin dunia.
Tak lama mengetahui kabar Raja Bhumibol wafat, satu per satu pemimpin dunia pun menyampaikan salam terakhir untuknya.
Di antara yang mengucapkan belasungkawa adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Advertisement
"Raja Bhumibol Adulyadej adalah juara tak kenal lelah untuk pembangunan negaranya, Ia juga menunjukkan "pengabdian tak kunjung padam" untuk meningkatkan standar hidup rakyat Thailand," kata Obama.
Obama menuturkan, raja adalah teman dekat dari Amerika Serikat dan mitra berharga dari banyak presiden AS. Dia ingat bertemu raja selama kunjungan 2012 ke Thailand.
Suami Michelle Obama itu menilai sang raja meninggalkan warisan legacy of care untuk orang-orang Thailand generasi mendatang.
Sementara Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan Amerika memberikan dukungannya terhadap orang-orang Thailand pada masa sulit setelah kematian sang raja.
"Pikiran dan doa kami untuk Anda," ucap Kerry dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Kerry juga membeberkan bahwa Raja Bhumibol lahir di AS, di mana papan nama di tempat kelahirannya di Cambridge, Massachusetts terpampang.
"Akan tetap menjadi peringatan abadi, dengan ikatan khusus yang ia ciptakan antara masyarakat kita. Dia akan dikenang dan selalu dirindukan".
Meskipun hubungan AS-Thailand telah tegang sejak kudeta militer 2014 di Thailand, dua negara adalah sekutu dekat dan memiliki hubungan diplomatik sejak lebih dari 180 tahun. Bhumibol mengunjungi AS dua kali pada tahun 1960 dan dalam kepentingan Kongres.
Masih dari AS, mantan Presiden Bill Clinton dan istri Calon Presiden Demokrat Hillary Clinton juga menyampaikan belasungkawa tulus mereka atas kematian raja Thailand yang mereka sebut pemimpin yang baik.
"Yang Mulia memperdalam hubungan antara AS dan Thailand, sekutu pertama kami di Asia Tenggara. Dia adalah seorang pemimpin rakyat yang benar, bertindak dengan kebijaksanaan, kekuatan, kerendahan hati, dan perhatian tulus untuk kesejahteraan semua orang," kata mantan presiden AS itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis 13 Oktober.
"Saya merasa terhormat bisa mengunjungi Thailand sebagai Presiden pada tahun ke-50 pemerintahannya, merayakan kecintaan kami terhadap musik jazz," ucap Hillary.
Sementara itu, selain menyampaikan salam terakhir dan dukungannya untuk keluarga kerajaan, pemerintah dan rakyat Thailand, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji prestasi Thailand selama pemerintahannya selama 70 tahun.
Putin mengatakan bahwa Raja Bhumibol Adulyadej, yang meninggal pada usia 88 tahun, telah memimpin kesuksesan pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi terhadap penguatan posisi Thailand di luar negeri.
"Raja memenangkan cinta yang tulus dari orang dan rasa hormat yang tinggi di luar negeri," ucap Putin dalam telegram.
Menurut Kremlin, Putin juga mencatat dalam suratnya bahwa raja akan diingat di Rusia atas dukungan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara.
Pujian juga datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel, ia menyatakan raja melakukan modernisasi monarki dan memperkuat negaranya selama tujuh dekade bertakhta.
"Bhumibol telah bekerja tanpa lelah untuk kesejahteraan rakyat Thailand, dan mengarahkan negara melalui krisis politik dan ekonomi," tutur Merkel mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis.
Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier menambahkan, Bhumibol telah memberikan kontribusi signifikan terhadap persahabatan antara Thailand dan Jerman.
Â
Pujian untuk Raja Bhumibol
Para pemimpin Eropa juga mengekspresikan rasa kehilangannya atas kematian Raja Bhumibol.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan "belasungkawa pribadi saya yang tulus untuk keluarga kerajaan dan rakyat Thailand atas kematian Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej."
"Yang Mulia memimpin Kerajaan Thailand dengan martabat, dedikasi dan visi sepanjang hidupnya. Dia akan sangat dirindukan," katan Theresa May.
Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven juga mengatakan kepada kantor berita Swedia TT, "belasungkawa saya tak hanya kepada keluarga kerajaan tetapi juga untuk seluruh rakyat Thailand. Raja Bhumibol sangat berarti bagi rakyat Thailand...".
Melalui akun Twitter, Menteri Luar Negeri Finlandia, Timo Soini juga menyampaikan salam terakhirnya untuk Raja Thailand yang mangkat.
"Saya sangat sedih mendapat berita tentang meninggalnya Yang Mulia Raja; belasungkawa yang tulus kepada rakyat Thailand," tulis Lofven.
Filipina juga tak ketinggalan menyampaikan pesan terakhirnya.
"Raja yang meninggal hari Kamis adalah pembimbing Thailand di balik munculnya negara sebagai salah satu yang paling progresif di seluruh Asia," kata juru bicara kepresidenan Ernesto Abella.
Pernyataan yang dikeluarkan atas nama Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dan rakyat Filipina mengatakan mereka juga berisi ucapan belasungkawa terdalam mereka kepada keluarganya dan orang-orang ditinggalkan raja.
Raja Belanda, Willem-Alexander turut memuji Raja Thailand. Dia mengatakan Bhumibol "menekankan nilai-nilai harmoni dan kerjasama damai di negaranya."
"Istri, ibu dan saya memiliki kenangan yang hangat dari pertemuan kami dengan raja yang meninggal Kamis pada usia 88 tahun," jelas Willem-Alexander dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders, di Bangkok untuk pertemuan Uni Eropa dan negara-negara Asia Tenggara menyebut Raja Bhumibl merupakan "simbol persatuan" bagi penduduk Thailand yang memainkan peran untuk menstabilkan politik di negaranya yang bergolak.
Kementerian Luar Negeri Belanda mengeluarkan travel advice untuk Thailand, mencerminkan periode berkabung bagi raja.
Kementerian itu menyarankan wisatawan untuk menghormati pembatasan kehidupan sosial yang dikenakan oleh otoritas lokal. "Komentar kritis atau diskusi tentang istana Thailand harus dihindari".
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Prancis, Francois Hollande memuji raja sebagai "kualitas manusia yang luar biasa. Memiliki rasa keadilan mendalam, perhatian untuk modernitas dan pembangunan berkelanjutan yang membuatnya mendapatkan kasih sayang dari orang-orang Thailand, serta dunia. "
Majelis Umum dan DK PBB serta Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menyebutnya sebagai "pemimpin nasional pemersatu yang sangat dihormati secara internasional."
Presiden Majelis PBB, Peter Thompson bahkan meminta majelis pada awal pertemuan hari Kamis untuk berdiri mengheningkan cipta untuk mengenang Raja Bhumibol.
Tak lama setelah itu, Wakil Dubes Rusia untuk PBB, Petr Iliichev, melakukan hal yang sama pada awal pertemuan Dewan Keamanan.
"Saat merasa sedih dan kehilangan, saya berharap bahwa Thailand akan terus menghormati warisan Raja Bhumibol. Komitmen terhadap nilai-nilai universal dan menghormati hak asasi manusia," ucap Ban.
Melalui Twitter, Perdana Menteri India Narendra Modi juga menyampaikan belasungkawanya.
"Orang-orang dari India dan saya bergabung dengan orang-orang dari Thailand untuk berduka, karena kehilangan salah satu pemimpin tertinggi dari zaman kita, Raja Bhumibol Adulyadej," tulis Modi.
Modi menyatakan dukungannya terhadap keluarga raja dan rakyatnya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, dia berada dalam kesedihan mendalam atas kematian Raja Bhumibol yang menurutnya merupakan sosok pribadi yang lembut.
"Atas nama pemerintah Jepang dan rakyatku, saya menyampaikan belasungkawa tulus. Saya ingat Raja Bhumibol sebagai orang yang sangat berbakat dan lembut."
PM Abe juga memuji raja atas kontribusinya dalam mengangkat perekonomian Thailand.
Advertisement