Liputan6.com, Moskow - Perkembangan mengkhawatirkan teramati dari Rusia. Presiden Vladimir Putin memanggil seluruh warganya di seluruh dunia untuk pulang kampung.
Imbauan itu muncul setelah Putin membatalkan rencana kunjungannya ke Prancis menyusul 'kemarahan' yang muncul atas keterlibatan Moskow dalam perang Suriah.
Baca Juga
Tak hanya itu, Negeri Beruang Merah baru saja meluncurkan misil barunya, Topol, yang diklaim sebagai yang tercepat sedunia.
Advertisement
Rusia meluncurkan misil itu dari kapal selam di Laut Barents pada Rabu 12 Oktober lalu. Peluncuran ini dilakukan setelah beberapa kali uji coba balistik dilakukan.
Disinyalir sebagai kesiapan Moskow terhadap konflik internasional di masa depan. Demikian seperti dikutip dari Australian Network News, pada Jumat (14/10/2016).
Di hari peluncuran, secara bersamaan militer Rusia juga menembakkan misil lainnya dari sebuah pulau di utara Rusia. Dan setelah itu, misil ketiga berupa roket nuklir diluncurkan dari kapal selam di utara laut Jepang.
AS melihat tindakan itu merupakan ancaman. Baik Negeri Paman Sam dan Rusia, kedua negara itu bukan kawan akrab semenjak Perang Dingin.
Hubungan dingin AS-Rusia berlangsung hingga kini, apalagi AS telah menuduh Rusia berada di belakang 'perang kriminal' di Suriah.
Sementara itu, media-media Rusia memberitakan adanya kemungkinan perang nuklir di masa depan.
"Jika pada suatu hari perang nuklir terjadi, semua orang harus tahu di mana shelter perlindungan bom berada. Sekarang Anda wajib mengetahuinya," kata TV pemerintah, NTV.
Selain itu, baru-baru ini, Presiden Vladimir Putin memanggil seluruh warganya di seluruh dunia untuk pulang kampung.
Imbauan itu muncul setelah Putin membatalkan rencana kunjungannya ke Prancis menyusul 'kemarahan' yang muncul atas keterlibatan Moskow dalam perang Suriah.
Ternyata, pernyataan serupa tak hanya disampaikan Putin, namun juga mantan pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev. Ia memperingatkan bahwa dunia tengah berada dalam 'titik berbahaya' seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan AS.
Menurut situs Rusia, Znak.com, seluruh staf administrasi, kepala daerah, anggota parlemen dari semua tingkatan dan karyawan perusahaan publik telah diperintahkan untuk mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah asing sesegera mungkin.
Jika gagal untuk melaksanakan perintah maka peluang mereka untuk mendapat promosi jabatan akan terancam. Demikian media lokal melaporkan.
Meski demikian, Menteri Departemen Pertahanan Rusia, Sergei Shogi menolak anggapan rumor perang. Ia mengatakan peluncuran itu merupakan bagian dari latihan biasa. Bukan ancaman kedamaian dunia atau Perang Dunia III.
Tapi, ia mengakui bahwa ada rumor terkait Perang Dunia III beredar.
"Ide adanya perang militer, Perang Dingin baru dan PD III memang beredar. Namun, tentu saja, itu tak benar," klaim Shogi.