Sukses

4 'Sinyal' Ini Tunjukkan Rusia Siap Berperang?

Terdapat sejumlah tanda-tanda yang oleh sebagian pihak diklaim bagian dari persiapan Rusia untuk memulai perang. Benarkah demikian?

Liputan6.com, Moskow - Ketegangan politik yang saat ini terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia membuat sejumlah orang khawatir akan pecahnya Perang Dunia III.

Hubungan dua negara superpower itu saat ini berada di titik paling rendah sejak Perang Dingin, menyusul pertentangan sikap antara pihak Gedung Putih dan Kremlin soal konflik Suriah.

Beberapa pihak menilai, sejumlah aktivitas yang terjadi di Rusia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa negara tersebut telah memberikan sinyal sedang bersiap-siap untuk perang.

Sejumlah kabar dan spekulasi pun membuat orang-orang khawatir akan ketegangan dua negara itu. Dikutip dari Washington Post, Minggu (16/10/2016) berikut empat kabar tentang yang dinilai sebagai persiapan perang Rusia serta analisis dan konfirmasi sejumlah pihak.

1. Tempat Penampungan Bom Baru

Sebuah poster yang terdapat di kota tetangga Moskow meminta para penduduknya menyumbang 500 rubel atau sekitar Rp 103 ribu untuk membangun sebuah penampungan bom baru. Menurut poster tersebut, Rusia diperkirakan akan mendapat serangan nuklir dari Amerika Serikat dan negara satelitnya.

Namun poster tersebut belum diketahui kebenarannya. Banyak orang menyebut hal itu sebagai hoax yang mungkin bertujuan untuk menipu pensiunan.

2. Jatah Roti Darurat

Gubernur St. Petersburg Rusia disebut-sebut telah menyetujui rencana untuk memastikan ransum roti seberat 300 gram selama 20 hari untuk masing-masing 5 juta warga kota.

Namun hal tersebut dianggap tak lebih dari sebuah aksi publisitas. Komentator Rusia segera menangkap 'gema' dari Perang Dunia II ketika tentara Jerman menduduki sebuah kota--sekarang bernama Leningrad-- selama 900 hari.

"Itu dua kali lebih banyak dari jumlah ransum saat pengepungan Leningrad," ujar analis militer, Alexander Golts di Yezhednevny Zhurnal.

3. Merekrut Tentara Baru

Menurut sejumlah kabar, Pemerintah Rusia menyetujui amandemen undang-undang yang memungkinkan untuk menambah tentara dengan menandatangani cadangan dan veteran selama enam bulan kontrak berbayar.

Namun menurut Golts, hal tersebut tak serta merta menandakan bahwa Rusia bersiap untuk perang. Ia mengatakan, peraturan tersebut hanya terjadi dalam keadaan luar biasa, seperti menanggapi bencana alam atau gangguan dalam negeri.

Tapi dalam hal memelihara atau memulihkan perdamaian dan keamanan, bisa diartikan bahwa mereka melakukannya di suatu tempat di luar Rusia.

"Kemungkinan tidak dapat dikesampingkan bahwa Moskow sedang memikirkan operasi darat besar di Suriah," ujar Golts.

4. Pergerakan Misil

Rusia telah memindahkan misil berkemampuan nuklir ke Kaliningrad, wilayah yang berbatasan dengan negara-negara Baltik. Kabar tersebut sontak membuat sejumlah komentator khawatir akan terjadi perang nuklir.

Namun Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, salah satu misilnya dengan sengaja terpapar satelit mata-mata AS dan bahwa penyebarannya merupakan bagian dari pelatihan reguler.

Menteri Luar Negeri Lithuania, di mana negaranya berbatasan dengan Kaliningrad, menggambarkan langkah itu sebagai taktik negosiasi, meskipun bukan salah satu yang menyenangkan.