Liputan6.com, Amsterdam - Dua tahun berlalu sejak insiden tragis jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 berlalu.
Kini para insinyur mencoba merakit ulang burung besi yang diduga jatuh akibat tembakan misil buatan Rusia dan menewaskan 298 penumpang.
Para penyelidik mengumpulkan puing-puing pesawat dari lokasi terjatuhnya burung besi tersebut dan merangkainya.
Advertisement
Seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (17/10/2016), hampir 1.500 puing badan pesawat yang jatuh di wilayah Ukraina itu disatukan kembali oleh para penyidik di Belanda.
Dari hasil rakitan ulang puing-puing tersebut, penyidik dapat memperkirakan bagaimana MH17 hancur saat sedang mengudara.
"Rekonstruksi ini adalah sebuah pemandangan yang sangat menghantui . . . bahkan untuk polisi berpengalaman sekalipun," kata Asisten Komisaris Kepolisian Federal Australia, Ian McCartney.
"Sangat memilukan melihat keadaan pesawat yang seperti ini. Kita dapat 'merasakan' apa yang dilalui oleh 298 penumpang di dalam pesawat," ujar McCartmey menabahkan.
Hampir 1.500 puing dikumpulkan dan disatukan kembali di basis militer Belanda.
Gambar-gambar hasil penyatuan tersebut pun seolah 'berbicara', menunjukkan dampak serangan misil seberat 70 kilogram itu.
Dalam gambar perakitan ulang kokpit, kursi pilot dan panel kendali hampir tak bisa dikenali.
Menurut keterangan tim penyidik, perakitan ulang yang sedang dilaksanakan menggambarkan dengan jelas bagaimana misil yang diduga diluncurkan Rusia itu menghancurkan MH17.
Kokpit diduga dihantam terlebih dahulu oleh pecahan selongsong misil. Sisa badan pesawat diduga hancur bahkan sebelum sempat menghantam tanah.
Foto-foto keadaan pesawat saat berada di tanah pun tersebar luas di dunia maya. Api berkobar dan asap membumbung tinggi dapat terlihat menyelimuti wilayah jatuhnya MH17.
"Penyatuan puing-puing ini bertujuan untuk menemukan kebenaran. Dengan menggunakan seluruh material yang telah kami kumpulkan dari lokasi kejadian, dan data peluncuran misil sangat penting untuk kelanjutan investigasi dan mengetahui siapa pelaku penembakan yang sebenarnya," kata pimpinan jaksa, Fred Westerbeke.