Liputan6.com, Kuala Lumpur - Tentara Irak tengah berjuang untuk merebut kembali kota Mosul. Wilayah tersebut adalah benteng pertahanan terakhir kelompok radikal ISIS sekaligus salah satu yang diklaim sepihak sebagai ibu kota organisasi teror itu.
Terkait operasi tersebut Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein menyatakan negara Asia Tenggara harus memperhatikan kondisi di Irak.
Hishammudin beralasan, seluruh negara Asia Tenggara wajib mengambil langkah proaktif dalam melindungi kawasan tersebut.
Advertisement
Hal ini penting. Karena diyakini selama operasi berlangsung akan ada 10 ribu pengikut ISIS yang kabur dari Irak dan Suriah menuju Asia Tenggara.
Baca Juga
"Intelijen kami dan intelijen internasional telah mendapat informasi, mengenai jumlah (pengikut ISIS) yang akan kembali ke negara asalnya atau menuju negara negara lain, dan jumlahnya tidak sedikit, kita harus proaktif," sebut Hishammuddin seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/10/2016).
"Kita belum tahu berapa jumlahnya secara pasti, ini karena operasi militer belum secara menyeluruh dilancarkan, tapi sudah semestinya langkah proaktif diambil karena jumlahnya pasti besar," tambah dia.
Oleh sebab itu, Hishammuddin mendorong peran aktif untuk melindungi Asia Tenggara tak hanya dilakukan aparat keamanan. Tetapi juga, harus dilaksanakan seluruh pemimpin di ASEAN tanpa terkecuali.
Ia menambahkan, untuk menangkal serangan pengikut ISISÂ yang kembali ke Asia Tenggara, ASEAN butuh sekutu yang kuat.
Untuk itu, Malaysia menyatakan telah menjalin komunikasi dengan negara-negara besar dunia. Termasuk AS dan Prancis, serta Turki.
Malaysia menjalin kerjasama pertahanan erat bersama Filipina dan Indonesia yang bertetangga dekatnya. Ketiga negara menjalankan patroli keamanan bersama di Laut Sulu.
Di masa depan, rencananya Malaysia akan mengajak Brunei Darusalam di operasi ini untuk memperkuat kerjasama antar negara Asia Tenggara.