Liputan6.com, Wina - Pemerintah Austria akhirnya satu suara dalam merespons masalah rumah tempat lahir eks pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Mereka setuju untuk segera menghancurkan bangunan tersebut.
Pemerintah Austria menyatakan mereka punya alasan yang kuat terkait hal ini. Negara tersebut tak mau bangunan itu dijadikan semacam "kuil pemujaan" bagi kelompok Neo-Nazi.
Advertisement
Baca Juga
"Komite dan para ahli sudah memutuskan rumah itu harus dihancurkan," ujar Menteri Dalam Negeri Austria, Wolfgang Sobotka, seperti dikutip dari BBC, Selasa (18/10/2016).
"Rumah Hitler akan dirubuhkan. Fondasinya tetap ada, tapi gedungnya dihancurkan. Mungkin nantinya tempat itu akan digunakan sebagai lokasi amal oleh pemerintah daerah setempat," ucap Sobotka.
Beberapa tahun terakhir rumah tempat Hitler lahir terus jadi sengketa antara pemilik rumah, Gerlinde Pommer, dan pemerintah Australia. Demi mencegah perselisihan, bangunan itu sejak 1972 disewakan oleh sang pemilik.
Rumah yang terletak di Braunau am Inn itu disewakan seharga Rp 69,1 juta per bulan.
Sampai sekarang Pommer terus menolak menjual rumahnya, apalagi kepada pemerintah Austria yang menginginkan meruntuhkan bangunan tersebut.
Untuk itu, sejak lima tahun terakhir dia membiarkan rumah tersebut kosong. Perempuan ini pun juga menghentikan renovasi yang tengah berjalan.
Bangunan itu sebelum dibiarkan kosong adalah pusat berkumpul kelompok difabel di Austria.
Bukan cuma Pommer yang kecewa. Sejumlah kelompok di Austraia menyatakan perasaan yang sama.
Sejumlah LSM di negara tersebut meminta pemerintah tidak merubuhkan rumah itu. Pasalnya, eks tempat Hitler lahir ini bisa dipakai sebagai tempat penampungan pengungsi atau dibuatkan museum yang didedikasikan untuk perjuangan Austria lepas dari Nazi.
Meski mendapat tentangan, pemerintah Austria bergeming. Sebab, amandemen legal untuk merebut bangunan tersebut sudah berada di parlemen dan tinggal tunggu disahkan.
Hitler lahir di lantai atas di gedung ini. Keluarga diktator tersebut menyewa sebuah ruangan kecil dalam bangunan yang letaknya dekat dengan perbatasan Austria-Jerman.
Saat Nazi memerintah, bangunan tersebut dijadikan "kuil" Nazi. Karena itu, Kota Braunau am Inn kala itu ramai dikunjungi turis.
Namun, keadaan berubah total saat kekuasaan Nazi runtuh pada 1944. Rumah tersebut langsung ditutup.