Sukses

19-10-1796: Presiden AS Dituding Menghamili Seorang Budak Cantik

Dalam sebuah artikel yang terbit di media cetak, Thomas Jefferson dituduh memiliki hubungan dengan salah satu budaknya, Sally Hemings.

Liputan6.com, Washington DC - Nama Thomas Jefferson ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Negeri Paman Sam. Ia adalah pencetus Deklarasi Kemerdekaan 1776 sekaligus Bapak Pendiri Amerika Serikat.

Namun, sebuah esai yang muncul di media National Gazette yang ditulis seseorang berinisial "Phocion", menyerang nama baik Jefferson yang kala itu sedang bertarung memperebutkan kursi presiden melawan John Adams -- yang adalah calon incumbent atau petahana.

Tulisan-tulisan yang menyerang capres partai Demokratik-Republikan itu berjumlah 25 esai, dari 15 Oktober hingga 24 November 1796. 

Yang terparah adalah tulisan yang terbit pada 19 Oktober 1796. Phocion menuduh bahwa Jefferson memiliki hubungan gelap dengan salah seorang budak perempuan.

Meski tak menyebut nama, Jefferson dituduh memiliki hubungan dengan Sally Hemings, yang merupakan salah satu budak miliknya.

Perempuan itu berkulit campuran -- bisa jadi ia adalah saudara tiri mendiang istrinya, Martha Jefferson.

Artikel itu juga menyebut bahwa anak laki-laki Sally, John, "memiliki kemiripan dengan Jefferson," demikian dikutip dari situs Politico. Namun Presiden ke-3 AS itu memilih untuk tidak menanggapi tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Belakangan terkuak, Phocion sejatinya adalah mantan Menteri Keuangan Alexander Hamilton.

Menurut penulis biografi, Ron Chernow, Hamilton mendukung Adams. Ia juga yang dikenal menjadi saingan politik Jefferson sejak keduanya menjabat di kabinet Presiden George Washington.

Perselisihan antara Hamilton dan Jefferson berlanjut setelah pemilu. Enam tahun kemudian, penerbit James Callendar menerbitkan sebuah laporan perselingkuhan Hamilton dengan salah satu istri rekan kerjanya.

Secara mengejutkan, Hamilton mengakui hal tersebut.

Seperti dilansir History, penerbit James Callender merupakan salah satu pendukung Jefferson, di mana surat kabarnya secara diam-diam didanai oleh Jefferson dan Partai Republik.

Namun pada 1802, ketika Jefferson yang kala itu telah menjabat sebagai Presiden AS, mencerca permintaan Callender untuk melakukan pertemuan politik.

Callender kemudian membalasnya dengan mengekspose soal "selir" Jefferson -- yang kala itu telah menduda 20 tahun. Ia menuebut nama Sally Hemings.

Siapa Sally Hemings?

Sally Hemmings (Pinterest)

Sally Hemings lahir pada 1773 di Virginia. Ia adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Ibunya bernama Elizabeth (Betty) Hemings, sementara ayahnya adalah John Wayles, pengacara kulit putih sekaligus penjual budak yang juga ayah mertua Jefferson.

Sally bekerja tanpa bayaran, sebagai budak, di perkebunan Monticello milik Thomas Jefferson.

Perempuan itu bertugas mengasuh anak Jefferson, Mary dan ikut bepergian dengan keluarga majikannya hingga ke Paris. Di kota itu diduga hubungan asmara keduanya bermula.

Kembali ke Amerika Serikat, Sally bertugas mengurus kamar dan pakaian majikan lelakinya."(Kulitnya) nyaris putih...sangat cantik, rambutnya yang hitam lurus terurai," demikian deskripsi Sally seperti diungkap budak lain di Monticello, Isaac.

Rumor hubungan terlarang Jefferson dan budaknya yang masih muda dan cantik menyebar selama tahun 1790-an di Virginia dan Washington DC.

Isu bahwa Jefferson memiliki hubungan dengan salah satu budaknya juga terus bertahan hingga sekarang.

Sejumlah ilmuwan pun melakukan studi dan penelitian tentang dugaan adanya keturunan dari hasil hubungan Jefferson dan Sally.

Seperti dikutip dari The New York Times, uji DNA keluarga Thomas Jefferson dan keturunan Sally Hemings, menyajikan bukti kuat bahwa presiden ke-3 Amerika Serikat setidaknya menjadi ayah dari satu dari 6 anak perempuan itu. Demikian menurut sebuah artikel dalam jurnal ilmiah Nature.

Uji DNA tersebut didasarkan pada sampel darah yang dikumpulkan Eugene A. Foster, pensiunan dosen patologi  Tufts University  pada 1998.

Sejarawan Joseph J. Ellis dan ahli genetika Eric S. Lander menulis komentar yang menyertai laporan yang dimuat dalam jurnal Nature.

"Pahlawan kita -- khususnya para presiden -- bukanlah dewa atau orang suci. Mereka manusia biasa yang memiliki darah dan daging. 

Thomas Jefferson Foundation pada 2000 mengeluarkan laporan mengejutkan. Laporan tersebut menyebut bahwa Thomas Jefferson kemungkinan merupakan ayah dari anak laki-laki Sally, Eston, dan beberapa anak lainnya.

Tak hanya itu yang terjadi pada 19 Oktober. Pada 2013, setidaknya 105 orang mengalami luka-luka dalam kecelakaan kereta yang terjadi di Buenos Aires.

Pada 1987  terjadi Tragedi Bintaro, dua kereta api lokal yang ditarik lokomotif diesel, di jalur Jakarta-Serpong saling bertabrakan

Sebanyak 156 orang meninggal dunia, ratusan lainnya luka-luka. Iwan Fals mengabadikan tragedi ini dalam lagunya yang berjudul 1910 dan Ebiet G. Ade mengabadikannya dalam lagu Masih Ada Waktu.

Sementara, pada 19 Oktober 1999, Timor Timur, bekas provinsi Indonesia ke-27 secara resmi lepas.