Liputan6.com, New York - Tak banyak yang tahu masa lalu Melania Knauss atau Melania Trump saat menghabiskan waktu kecil hingga remaja di Slovenia. Selain mahir 5 bahasa; Slovenia, Inggris, Prancis, Serbia dan Jerman, istri dari Donald Trump itu dikenal dengan pribadi tertutup. Jarang pemberitaannya terkait pribadi model itu.Â
Beberapa waktu lalu, Melania sempat dihebohkan dengan foto telanjangnya dan status imigrasi. Juga tuduhan sebelum mengenal Trump ia adalah 'Lady Escort' termahal.Â
Atas tudingan itu, Melania berniat menuntut media yang memberitakan tentang dirinya.
Advertisement
Â
Jauh dari gemerlap sosialita kelas atas New York, Melania dibesarkan di blok apartemen di Yugoslavia selama pemerintahan Josef Broz Tito.
Bekas kepala sekolah dasar tempat Melania dulu bersekolah mengenal Nyonya Trump dengan baik. Menurutnya, Melania cukup bijak dan pendiam, oleh sebab itu, ia memberi nasihat kepada Tuan Trump untuk mengikuti saran sang istri.Â
Menurut Mirjana Jelancic, "Melania sangat bijak. Donald harus lebih sering mendengarkannya."
Ucapan itu sedang lazim di Sevnica, kota kecil industrial di tepi sungai Sava, Slovenia bagian tengah.
Baca Juga
Orang yang mengenal Melania Knauss semasa kecil di kota berpenduduk 5.000 orang itu rupanya bangga dengan wanita lembut tersebut yang menjadi calon ibu negara Amerika Serikat (AS).
Mereka enggan bicara yang tidak baik tentang Donald Trump walaupun prihatin dengan sejumlah tuduhan tentang perilakunya yang merendahkan wanita.
Melania lahir pada 1970, di negara yang dulunya bernama Yugoslavia. Amalija, ibunya, adalah seorang pekerja tekstil, sedangkan ayahnya, Viktor, adalah seorang penjual mobil. Sejumlah teman melihat kemiripan Viktor dengan Donald Trump.
Jelancic, tetangga dan mantan teman sekelasnya, mengatakan, "Dia selalu resik, dibesarkan baik-baik secara tradisional. Dalam hal itu, dia berbeda dari kami semua."
Donald adalah seorang pembuat onar semasa kecilnya, sedangkan Melania justru sebaliknya. Ia pendiam dan tenang ketika bermain di taman bermain di luar apartemen tempatnya dibesarkan.
Kata Jelancic lagi, "Ia bertutur secara runut, tidak pernah mengumpat kalau sedang ada perselisihan di antara kami. Ia menengahi, membangun kompromi dan mempersatukan kami."
Semakin besar, gadis-gadis itu merajut sarung tangan, sweater, dan penghangat paha sambil bersama-sama membaca majalah busana yang menjadi inspirasi Melania sejak kecil.
"Melania tidak pernah ingin menjadi model, ia lebih ingin menjadi perancang. Saya selalu merasa Sevnica dan Ljubljana terlalu kecil baginya."
Pendiam
Pada 1987, seorang fotografer Stena Jerko mengamati Meliana sedang menunggu temannya di luar acara peragaan busana. Waktu itu Melania masih di sekolah menengah di Ljubljana.
"Dia agak pemalu, tapi belajar dengan cepat," ujar Jerko tentang pengambilan pertama foto busana. "Kedua kalinya, bagus sekali, seperti seorang model."
Walaupun mereka sudah lama tidak berbincang, Jerko mengamati karir Melania dari kejauhan. Menurutnya, Melania akan menjadi first lady yang luar biasa dan ia bisa lebih membantu dalam kampanye.
"Saya merasa dia sedikit kelimpungan. Dia sangat pendiam dan terlalu jauh di latar belakang."
Melania tidak menonjolkan diri selama musim panas lalu, ketika pidatonya dalam sidang Partai Republik diwarnai tuduhan penjiplakan. Hal itu seharusnya menjadi momen terbesar dalam pilpres namun malah memalukan.
Kemudian, di awal Oktober, merebaklah klip video tahun 2005 ketika Donald Trump melontarkan komentar-komentar tentang menggerayangi tubuh wanita. Padahal, saat itu ia sudah menikahi Melania.
Dilanjutkan lagi dengan tuduhan bahwa Trump melakukan sejumlah serangan seksual kepada beberapa orang wanita lain selama 4 dekade belakangan ini. Trump terang-terangan membantah semua tuduhan.
Dikutip dari CNN pada Rabu (19/10/2016), dalam wawancara baru-baru ini dengan Anderson Cooper dari CNN, Melania membela suaminya dan menyebut tuduhan iu sebagai 'kebohongan' dan mengatakan bahwa suaminya "dipancing…untuk omong kotor dan asal."
Katanya kepada Cooper, "Saya mempercayai suami saya." Ia menambahkan bahwa Trump tidak pernah mendengar Trump menggunakan omongan kasar, yang disebutnya sekedar "obrolan laki-laki".
"Tapi suami saya memang apa adanya. Polos. Dia mengucapkan sebagaimana adanya," ujarnya sambil melanjutkan, "Dia ramah. Dia seorang gentleman. Dia menyokong semua orang. Dia menyokong kaum wanita. Dia mendorong mereka untuk meraih setinggi mungkin, untuk mencapai mimpi-mimpi mereka."
Advertisement
Warga Slovenia Was-was
Betapapun bangganya warga Slovenia membayangkan Melania menjadi ibu negara, mereka juga was-was dengan kampanye pedas oleh Trump.
"Trump memiliki pandangan yang parah tentang wanita dan caranya memperlakukan mereka," kata Mia Janezica, seorang mahasiswi hukum di Ljubljana. "Jangan hanya karena punya uang dan kekuasaan, lalu ia memperlakukan orang seperti itu."
Teman-teman sekolah Melania lebih diplomatis tentang ini. Kata Petra Sedej, "Kalimat-kalimat itu bukan hal yang mudah didengar setiap wanita tentang suaminya sendiri, tapi saya tahu ia (Melania) tahu cara menghadapinya."
Sedej terkenang hari-hari norak mereka di SMA di akhir 1980-an, ketika mereka kerap kumpul-kumpul di sekitar apartemen Melania di Ljubljana setelah usainya kelas perancangan.
Kata wanita itu, "Dia (Melania) sangat lucu, tidak terus-terusan serius. Kami sama-sama menyenangi busana dan perancangannya, dan sama-sama gadis pendiam. Kami tidak suka pesta ramai atau disko."
Suatu malam, ia bertemu dengan remaja setempat yang bernama Peter Bulton di bar Horse's Tail di tengah Ljubljana. Peter menuliskan nomor telepon Melania di punggung tangannya dan mereka mulai saling bertemu.
Mereka bahkan bepergian bolak-balik ke tepi laut menggunakan Vespa biru yang saat itu menjadi alat transpor gaul Yugoslavia pada 1980-an. Pihak kampanye Trump membantah perkencanan Melania dan Butoln.
Butoln, yang sekarang menjadi seorang pakar humas berpakaian necis di ibukota, mengatakan, "Ia memiliki pikiran yang lurus dan fokus. Menurut saya, dia bisa melakukan apapun yang dia mau."
Butoln mengatakan hubungan romantis mereka hanya berlangsung beberapa bulan, karena ia meninggalkan Ljubljana untuk dinas tentara. Saat bersamaan, karir Melania sebagai model mulai menanjak.
Ia mengatakan bahwa korespondensi terakhir dari Melania datang dalam bentuk sepucuk kartu pos bertuliskan demikian, "Kita sudah lama tidak bertemu atau berkabar satu sama lain cukup lama, jadi aku mengirimkan salam dari tepi pantai. PS: Aku harap kau menyempatkan mampir untuk menyapa sebelum pergi ke…(dinas tentara). Balaslah!"
Selamat Tinggal Slovenia
Di awal 1990-an, Melania meninggalkan Slovenia untuk selamanya, dan meninggalkan kuliah di Ljubljana demi karir model di Milan dan Paris.
Pada 1998, dua tahun setelah berimigrasi ke AS, ia bertemu dengan Donald Trump dalam sebuah pesta di Kit Kat Club, New York.
Mereka menikah pada 2005, dalam suatu upacara mewah di properti mewah milik Donald Trump, Mar-a-Lago di negara bagian Florida. Di tempat itu jugalah, dalam peringatan setahun pernikahan, seorang jurnalis People yang sedang di sana mengaku melihat Trump melakukan tindakan pelecehan terhadap Melania.
Trump dan pihak kampanyenya membantah keras dugaan itu, yang datang berbarengan dengan laporan dugaan perilaku tidak pantas oleh Trump dalam kontes kecantikan miliknya.
Tasha Dixon, mantan Miss Arizona yang pernah bertanding untuk Miss USA 2001, menceritakan kepada CNN bahwa Trump "menyelonong masuk" ke dalam ruang ganti pakaian sebelum acara. Katanya, "Beberapa gadis sedang tanpa atasan, beberapa lagi sedang telanjang."
Semua wanita itu sudah berpakaian ketika Miss Universe Slovenia bertemu dengan Trump di belakang panggung dalam acara di Los Angeles 2006.
Natasa Pinoza mengenangnya sebagai seorang yang sopan dan hadir ke mana-mana serta riang bergaya bersama dengan para peserta.
Kata Pinoza, "Kami mengobrol sejenak dan saya tidak pernah merasa dipermalukan. Ia tidak pernah berbuat tak senonoh."
Pinoza, yang berusia setidaknya satu dekade lebih muda daripada Melania, pernah mendengar tentang Melania ketika masih kecil di Sevnica. Tapi mereka baru bertemu dalam sebuah pesta di Beverly Hills, beberapa hari sesudah acara.
"Saya menegurnya dalam bahasa Inggris dan ia menjawab dalam bahasa Slovenia. Saya merasa terhormat," kata Pinoza.
Menurut Pinoza, sejumlah orang akan cemburu kepada Melania kalau Trump memenangkan pilpres. Beberapa pihak mencibirnya sebagai sekedar trofi pada mantel bertabur emas milik suaminya.
Pinoza melanjutkan, "Ada orang bilang, 'Menurut kamu inikah sukses?' Di Slovenia, kalau ada wanita cantik, pastilah dia bodoh. Tapi, (pertemuan dengan Donald) terjadi begitu saja, dia tidak mengejar-ngejar."
Advertisement
Nasehat Wali Kota untuk Trump
Melania sedang undur dari mata publik Amerika, tapi di negeri asalnya, ia seakan tidak ada. Sepak terjang suaminya memang menjadi halaman utama pemberitaan, namun demikian jurnalis di Ljubljana tidak ingat pernah ada wawancara dengan media Slovenia.
Di Sevnica, para sahabat kelaurga mengatakan mereka belum pernah bertemu lagi dengan Melania selama bertahun-tahun lamanya.
Menurut para tetangga, orangtua Melania masih memiliki sebuah rumah di kota, tapi sejak kelahiran Barron, cucu mereka dari Donald dan Melania yang lahir pada 2006, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di New York.
Sang wali kota mencoba menjelaskan apa artinya jika Trump menang pilpres AS pada 8 November nanti. Sambil berdiri di halaman benteng Abad Pertengahan yang menghadap kota, ia mengatakan, "Hal itu akan menjadi pesan kepada generasi muda bahwa seseorang yang berasal dari negeri mungil bisa sukses di panggung global."
Srecko Ocvirk, sang wali kota, melanjutkan, "Saya mencoba berpikir dulu, baru bicara. Itu jugalah nasehat saya kepada Donald Trump."