Sukses

6 Isu Penting Debat Capres Terakhir Hillary Vs Trump

Salah satu isu adalah kelayakan jadi presiden AS, disinyalir hal itu akan menjadi bagian yang sengit.

Liputan6.com, New York - Moderator Chris Wallace  mengumumkan topik-topik untuk debat capres AS terakhir, dan ia memilih topik yang lebih spesifik dibandingkan para pembawa acara sebelumnya.

Wallace, yang akan memandu debat tanggal 19 Oktober (20 Oktober pagi WIB) di Universitas Nevada, Las Vegas, memilih beberapa subjek untuk debat ketiga antara Donald Trump dan Hillary Clinton.

Menurut rilis dari Komisi Debat Presiden Hillary dan Trump akan dihadapi soal utang dan bantuan pemerintah. Tak hanya itu, Wallace menganggap imigrasi masih menjadi isu penting. Ditengarai terkait dengan kampanye Trump tentang tembok Meksiko dan pelarangan muslim masuk AS. Demikian seperti dikutip dari USA Today, Rabu (19/10/2016))

Isu ekonomi juga menjadi hal fundamental bagi Wallace. Demikian pula dengan pemilihan jaksa agung AS.

Dua isu lainnya adalah wilayah 'panas' di luar negeri. Tak dijelaskan negara mana, tapi ada kemungkinan Suriah, Ukraina, Rusia dan Korea Utara. Isu yang terakhir adalah kelayakan Hillary dan Trump untuk jadi presiden AS.

Komisi Debat menyatakan bahwa debat sepanjang 90 menit akan terdiri dari enam bagian, masing-masing 15 menit dan akan membahas isu-isu yang telah disebutkan di atas, meski mungkin urutannya tidak persis seperti itu.

Sebelum debat pertama tanggal 26 September di Hempstead, N.Y., moderator Lester Holt menyatakan bahwa ia akan menanyakan sejumlah pertanyaan yang menyangkut "Arah dan Tujuan Amerika," "Mencapai Kemakmuran," dan "Mengamankan Amerika."

Sebelum forum pertemuan balai kota di St. Louis pada 9 Oktober lalu, komisi mengumumkan bahwa pertanyaan yang diajukan akan berupa "topik-topik yang menarik perhatian masyarakat umum sebagaimana tergambarkan di media sosial dan sumber-sumber lain."

Debat Las Vegas mendatang sekaligus menjadi 'head-to-head' terakhir antara Hillary dan Trump, setidaknya di atas kertas, tampaknya lebih berorientasi pada kebijakan daripada pertarungan pribadi yang tajam seperti yang terjadi di St. Louis.

Kendati demikian, segmen "kelayakan sebagai presiden" bisa jadi akan menjadi debat yang cukup sengit.

Video Terkini