Sukses

Dari Filipina, Topan Haima Bergerak ke Wilayah Selatan China

Setelah menghantam Filipina dan menyebabkan setidaknya 7 warga tewas, Topan Haima kini bergerak menuju selatan China.

Liputan6.com, Beijing - Setelah memporak-porandakan wilayah Filipina dan menyebabkan setidaknya 7 warga tewas, Topan Haima kini bergerak menjauh menuju wilayah selatan China.

Menurut laporan yang dikutip dari New York Times, Jumat (21/10/2016), China melakukan beberapa persiapan untuk 'menyambut' hujan deras disertai hembusan angin dahsyat itu.

Salah satunya dengan menghentikan sementara servis kereta api di beberapa provinsi yang berada di wilayah selatan China, yang diprediksi akan mengalami longsor akibat topan.

Sementara itu, pemerintah Kota Shenxzhen menutup sementara sekolah-sekolah, pabrik, pasar, serta menghentikan transportasi umum, dan mengevakuasi beberapa lokasi.

Tidak berbeda jauh dengan China, Hong Kong juga melakukan persiapan menghadapi hujan deras dan angin kencang berkecepatan 96 kilometer per jam. Sekolah, kantor, dan perdagangan di pasar saham ditangguhkan hingga badai paling dahsyat ketiga itu melewati wilayah mereka.

Hampir 700 penerbangan masuk dan keluar bandara internasional Hong Kong dibatalkan atau ditunda. Jalanan juga kosong, sepi seperti kota hantu.

Saat ini, topan itu dikabarkan berada sekitar 130 kilometer di timur Kota Hong Kong.

Setelah mengahantam Filipina dan menyebabkan setidaknya 7 warga tewas, Topan Haima kini bergerak menuju selatan China (Reuters)

Topan Haima menghantam wilayah Filipina pada Kamis 20 Oktober 2016 waktu setempat, dengan angin ganas dan hujan semalaman. Banjir, tanah longsor dan listrik padam terjadi.

Beruntung sebagian besar warga sudah dievakuasi, hampir 100.000 orang sudah berada di tempat yang lebih aman.

Meskipun badai juga topan sudah menjadi bagian dari kehidupan di utara negara Filipina, banyak penduduk desa yang masih ngeri dengan amuk Haima.

"Di usia saya yang menginjak 60 tahun, ini adalah topan terkuat yang pernah saya lihat," kata anggota dewan desa, Willie Cabalteja di kota Vigan, Provinsi Ilocos Sur. 

"Kami belum tidur. Pohon-pohon tumbang, rumah kehilangan atapnya dan pagar serta lembaran logam berterbangan sepanjang malam," imbuh Cabalteja.

"Sedikitnya tujuh orang tewas dalam badai," kata para pejabat.

Video Terkini