Liputan6.com, Amherst Junction - Seorang perempuan ditahan di Amherst Junction, Wisconsin, pada 17 Oktober lalu karena diduga telah melumuri 30 mobil dengan selai kacang. Diketahui bahwa kendaraan yang terparkir itu ia yakini sebagai iring-iringan Donald Trump.
Ternyata perempuan bernama Christina Ferguson itu salah mengira. Bukannya mobil iring-iringan Trump yang ia lumuri selai kacang, tapi kendaraan milik anggota pertemuan organisasi lingkungan hidup setempat, Tomorror River Conservation Club.
Sejumlah saksi mata mengaku bahwa perempuan berusia 32 tahun itu memasuki pertemuan pukul 21.30 waktu setempat sambil membawa selai kacang ukuran besar dan berteriak bahwa dirinya sangat membenci calon Presiden AS dari Partai Republik tersebut.
Advertisement
Perempuan itu diminta untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tak lama kemudian, para anggota pertemuan keluar untuk memeriksa mobil mereka yang terparkir.
Seorang saksi mata melihat perempuan yang diduga Ferguson melumuri selai kacang ke sebuah mobil. Ia sempat berteriak kepadanya sebelum memanggil polisi.
Ketika petugas dari Portage Co. Sheriff Department bertanya kepada Ferguson, ia mengaku bahwa dirinya tak meninggalkan apartemen pada malam itu. Namun menurut pengaduan, dia terlihat menjilat jari-jarinya berulang kali.
Namun, salah satu anggota pertemuan dapat mengidentifikasi perempuan tersebut dan Ferguson pun mengaku atas keterlibatannya.
Ketika ditanya apa penyebab aksinya itu, Ferguson berkata bahwa dirinya sangat menyukai Hillary Clinton dan membenci Donald Trump.
"Melumuri dengan selai kacang lebih baik daripada pemboman, dan Trump berencana untuk membom semua orang di seluruh negara," ujar Ferguson.
Namun, ketika menyadari bahwa dirinya salah target, ia mengaku menyesal dan mengatakan "muak dengan seluruh pemilu".
Setelah dicek, ternyata tingkat alkohol dalam darah Ferguson dua kali lebih tinggi dari batas legal untuk mengemudi.
"Untungnya itu bukan selai kacang yang bertekstur kasar, sehingga mobil tak tergores," ujar Wakil Kepala Dan Kontos.