Sukses

Profesor Ini 'Ramalkan' Donald Trump akan Jadi Presiden AS

Profesor Helmut Norpoth mengklaim memiliki metode perhitungan yang tepat memprediksi kemenangan presiden semenjak dari pilpres 1912.

Liputan6.com, New York - Survei Donad Trump kini memang sedang terjun bebas, namun miliarder asal New York itu diprediksi bisa menang pada pemilu 8 November 2016 mendatang.

Hal itu diungkapkan oleh Profesor Ilmu Politik dari SUNY Stony Brook University

"Saya pikir ia tokoh yang tangguh dalam meraih suara premier dan ia akan membuktikan hingga kemenangannya," kata Helmut Norpoth seperti dilansir New York Post Rabu (26/10/2016). Sebelumnya, survei dari RealClearPolitics menyebut, capres Partai Republik itu berada 6,1 persen di bawah Hillary Clinton.

Profesor Helmut Norpoth bukan tanpa alasan. Ia mengklaim punya metode perhitungan yang secara nyaris tepat memprediksi kemenangan presiden sejak Pilpres 1912. Namun, perhitungannya sedikit meleset pada tahun 2000, kala itu ia meramal Al Gore akan mengalahkan George W. Bush.

Perhitungannya itu melihat bagaimana performa kandidat di kala pemilihan primary dan kaukus. Dari situ, mereka yang memiliki angka tertinggi dia akan menduduki Gedung Putih.

Norpoth adalah orang yang pernah memprediksi kemenangan Obama pada 2012 dengan metode perhitungannya.

"Model perhitungan saya telah memprediksi dari bulan Februari bahwa Trump akan menang. Dan sampai saat ini, belum berubah," ujar Norpoth.

"Apapun yang terjadi di kehidupan nyata tidak akan berdampak dengan model perhitungan ini," tutupnya.

Keok di Jajak Pendapat

Sejumlah jajak pendapat lembaga terkemuka menunjukkan Trump tertinggal dari rival beratnya, Hillary Clinton.

Survei ABC News/Washington Post menunjukkan Clinton unggul 12 poin di atas Trump.

Sementara, menurut CNN Poll of Polls yang baru dikeluarkan belakangan -- yang mengombinasikan 4 jajak pendapat nasional -- juga menunjukkan mantan Menlu AS itu unggul 8 poin dari sang miliarder nyentrik.

Meski demikian, Donald Trump menolak disebut kalah. "Sejumlah jajak pendapat baru saja keluar. Aku yakin, nyatanya kita menang," kata dia.

Capres GOP -- nama lain Republik itu kemudian mengutip dua polling, yang menunjukkan keunggulannya di atas Clinton, yakni jajak pendapat yang dilakukan The Investors Business Daily dan Rasmussen.

Sementara, manajer kampanya Trump, Kellyanne Conway mengakui, jagoannya tertinggal dua pekan sebelum Pilpres.

"Kita tertinggal. Dia (Clinton) punya banyak keuntungan," kata dia.

Menurut Conway, Hillary mendapat dukungan dari mantan presiden, "yang adalah suaminya dan berkampanye untuk dia; presiden dan ibu negara saat ini, wakil presiden -- semua yang populer lebih dari apa yang ia harapkan. Lagipula, dia juga seorang incumbent."

 

 

Video Terkini