Liputan6.com, Washington DC - Situasi panas menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat makin meningkat. Hal itu terjadi setelah Federal Bureau Investigation (FBI) mengeluarkan rilis yang mengatakan ada hubungan tertentu antara Donald Trump dengan Rusia. Laporan 'horor' itu membuat percikan ketakutan dan menambah daftar spekulasi.
Sejumlah media melaporkan bahwa capres dari Partai Republik itu memiliki koneksi dengan Rusia setelah mengutip keterangan dari petinggi Partai Demokrat, Harry Reid, yang mengatakan FBI baru saja merilis informasi 'mengerikan'.
Baca Juga
Media investigasi, Mother Jones juga menulis laporan bahwa intel Rusia 'memaklumi' Trump saat diam-diam datang ke Moskow padahal bisa saja mereka 'memerasnya'.
Advertisement
Tak lama setelah berita itu rilis, Andrea Chalupa, wartawan dan penulis artikel itu -- yang kakeknya pernah disiksa karena jadi tahanan politik zaman Stalin -- berkoar di Twitter bahwa, "kisah berawal dari mata-mata Rusia FSB (dahulu dikenal sebagai KGB) memfilmkan Trump melakukan pesta seks di Rusia. Itu lebih parah dari sekedar rekaman audio vulgarnya."
Bukan rahasia umum bahwa pemerintah Rusia kerap menggunakan rekaman seks yang diambil diam-diam untuk kepentingan politik. Demikian dikutip dari News.com.au, Rabu (2/11/2016).
Intel Barat yang telah 20 tahun pengalaman di Rusia membocorkan rahasia itu. Ia diminta kliennya dari Negara Beruang Merah untuk memata-matai Trump yang tengah melakukan perjalanan ke Rusia pada Juni lalu.
Intel itu menemukan hal serius dalam laporan itu dan memberikan kepada FBI tanpa memberikan kepada klien yang membayarnya.
"Ada pertukaran informasi antara tim kampanye Trump dan Kremlin untuk kepentingan yang menguntungkan," ujar intel itu kepada Mother Jones.
Dalam laporan itu, Mother Jones mendapatkan sejumlah bukti bahwa rezim Rusia telah memberi 'pupuk' untuk memelihara Trump setidaknya dalam 5 tahun terakhir.
Namun, versi New York Times, FBI kini justru tengah menggali investigasi peran Rusia di tengah kampanye presiden AS. Tapi sejauh ini mereka belum menemukan hubungan langsung antara Trump dengan pemerintah Rusia. Kendati demikian, FBI masih mencari informasi itu hingga kini.
Server Moskow dan New York
Cerita kedua antara Trump dan Rusia dirilis oleh Slate pada Senin 31 Oktober lalu. Majalah itu mengatakan sekelompok ilmuan komputer dikagetkan dengan rekaman ribuan koneksi antara server email yang dimiliki organisasi Trump dan komputer di dalam perusahaan Rusia, Alfa Bank di Moskow.
"Ini aneh, dan tak tercium sama sekali," kata Christopher Davis, yang memimpin firma keamanan siber HYAS InfoSecand kepada Slate.
Juru bicara tim kampanye Trump, Hope Hicks tak berkomentar terkait dengan laporan mantan intel Barat itu.
Namun, terkait server, Hicks menjelaskan bahwa server itu digunakan untuk kepentingan pemasaran hotel dan telah beroperasi selama bertahun-tahun.