Liputan6.com, Jakarta - - Kapal destroyer milik Rusia, Admiral Tributs, mengunjungi Indonesia sejak 31 Oktober lalu hingga 4 November mendatang dengan membawa 325 anak buah kapal (ABK).
Terkait dengan hal itu, Kedutaan Besar Rusia mengadakan konferensi pers yang diadakan di atas kapal Admiral Tributs yang berlabuh di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priuk.
Dalam kesempatan tersebut, Laksamana Muda Eduard Mikhailov menyampaikan maksud kunjungan Kapal Admiral Tributs ke Indonesia.
Advertisement
"Ini adalah kunjungan persahabatan kami ke Indonesia, ke Tanjung Priok," ujar Mikhailov pada Rabu, 2 November 2016.
"Kapal Rusia sejak 2003 sudah beberapa kali melakukan kunjungan persahabatan ke Indonesia, dan saya bisa mengatakan itu hampir permanen," imbuh dia.
Kapal yang diberi nama dari salah satu tokoh terkenal di Rusia itu dibangun pada 30 tahun lalu. Menurut keterangan Mikhailov, tujuan utama kapal tersebut untuk mencari dan menghancurkan kapal musuh, terutama kapal selam.
Sebenarnya telah lama direncanakan ada empat kapal yang akan mengunjungi Indonesia. Namun hanya Admiral Tributs yang bisa berkunjung karena tiga kapal lainnya harus menjalankan tugas di sebelah selatan Samudra Pasifik.
Mikhailov juga mengatakan, sebelum melakukan kunjungan ke Jakarta, Kapal Admiral Tributs telah melalui tiga kali modernisasi. Pembaruan yang terakhir terjadi pada dua tahun lalu untuk memperbaiki pengelolaan senjata perhubungan.
Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, berharap bahwa tahun depan hubungan Indonesia dan Rusia di bidang militer akan terus berkembang.
Ia juga mengungkapkan kebanggaannya bahwa Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu telah mengunjungi pameran Indo Defence, di mana terdapat beberapa stand perusahaan Rusia yang menampilkan senjata modern dan terbaik.
"Kami berharap bahwa pameran Indo Defence akan membantu mewujudkannya (perkembangan hubungan militer), karena di pameran tersebut Rusia memamerkan peralatan dan Alutsista militer yang paling modern, termasuk senjata di Angkatan Udara, Laut, dan Darat," ujar Dubes Galuzin.