Sukses

5-11-2009: Horor 10 Menit Penembakan di Barak Militer AS

Dipersenjatai dengan pistol semi-otomatis, ia kemudian menembaki kerumunan di dalam sebuah unit di barak militer AS. Dor, dor, dor...

Liputan6.com, Kansas - Hari ini 9 tahun silam, terjadi tragedi penembakan di barak militer Fort Hood, Kansas, Amerika Serikat. Pada 5 November 2009, Mayor Nidal Malik Hasan, perwira Angkatan Darat AS itu mengamuk dan membabi buta melepaskan tembakan ke arah tentara yang hampir semuanya tengah tak bersenjata.

Dilansir dari History.net, serangan yang dilakukan psikiater Angkatan Darat, adalah pembunuhan massal terburuk di fasilitas militer AS. Sebanyak 13 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka dalam insiden tersebut.

Tragedi itu terjadi pada awal sore 5 November 2009. Hasan yang saat itu berusia 39 tahun, mempersenjatai diri dengan pistol semi-otomatis menembaki kerumunan di dalam unit processing centre Fort Hood. Di ruangan itu, para tentara yang hendak dikerahkan di luar negeri atau kembali dari penugasan tengah menerima pemeriksaan medis.

Pembantaian itu menewaskan 12 anggota militer dan salah satu karyawan Departemen Pertahanan. Horor itu berlangsung sekitar 10 menit sebelum Hasan ditembak oleh polisi sipil dan dibawa ke tahanan.

Hasan, pria kelahiran Virginia itu adalah anak imigran Palestina yang bekerja di restoran dan toko Roanoke. Ia adalah lulusan dari Universitas Virginia Tech dan menyelesaikan pelatihan psikiatrisnya di Universitas Ilmu Kesehatan di Bethesda, Maryland pada tahun 2003.

Dia lanjut bekerja di Walter Reed Medical Center di Washington, DC untuk mengobati tentara yang kembali dari perang dengan gangguan stres pasca-trauma. Pada Mei 2009, ia dipromosikan di Angkatan Darat, dan 2 bulan berikutnya pada Juli, dipindahkan ke Fort Hood.

Kompleks terletak di dekat kota Killeen, Fort Hood. Fasilitas militer dan tempat tinggal di area seluas 340 mil persegi itu, merupakan pos militer AS terbesar saat itu.

Pada saat penembakan, lebih dari 50.000 personel militer tinggal dan bekerja di sana, bersama dengan anggota keluarga dan personel sipil.

Sebagai buntut dari pembantaian, Pentagon dan panel Senat AS mengatakan atasan Hasan melakukan kesalahan karena telah mempromosikan dirinya. Mengesampingkan fakta terkait perilaku condong ke arah seorang ekstremis radikal dan berpotensi melakukan kekerasan.

Sebelumnya, Hasan menyatakan secara terbuka bahwa perang Amerika melawan terorisme adalah benar-benar perang melawan Islam.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Kevin Bergner mengatakan tak ada halangan bagi anggota militer muslim untuk naik pangkat. Namun, dia menegaskan militer AS akan melakukan langkah-langkah untuk menjamin semua anggota militer diperlakukan dengan hormat dan adil.

Pada tahun 2013, Hasan, yang lumpuh dari pinggang kiri ke bawah akibat tembakan polisi saat menghentikan dirinya mengamuk, diadili di pengadilan militer. Ia mengakui bahwa dirinyalah penembak tunggal.

Hasan sebelumnya mengatakan kepada hakim bahwa tindakannya sebagai upaya untuk melindungi umat Islam dan pemimpin Taliban di Afghanistan.

Pada 23 Agustus 2013, hakim memutuskan Hasan bersalah atas 45 tuduhan pembunuhan berencana dan berusaha melakukan pembunuhan berencana. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati atas kejahatannya.

Tanggal yang sama tahun 2007, sistem Android pertama kali diperkenalkan oleh Google. Sementara pada 5 November 1991, terjadi badai tropos Thelma di Filipina yang menelan 3 ribu korban jiwa.