Sukses

Gencatan Senjata Usai, Rusia Siap Gempur Pemberontak di Aleppo

Rusia dan Suriah sekarang diperkirakan akan melanjutkan serangan di sisi timur kota Aleppo.

Liputan6.com, Aleppo - Gencatan senjata oleh pasukan pemerintah Rusia dan Suriah di Aleppo telah berakhir. Pihak Negeri Beruang Merah itu menggambarkan hal itu sebagai kesempatan terakhir untuk pemberontak, agar meninggalkan daerah yang terkepung.

"Tak ada yang tersisa," kata aktivis seperti dikutip dari BBC, Sabtu (5/11/2016).

Rusia dan Suriah sekarang diperkirakan akan melanjutkan serangan di sisi timur kota Aleppo.

Pemberontak terus melancarkan serangan yang ditujukan untuk memecah pengepungan. Rusia mengatakan dua tentaranya terluka.

Saat ini sekitar 250.000 orang terjebak di timur Aleppo. Mereka dalam kondisi kekurangan makanan dan medis.

Timur Aleppo merupakan daerah besar terakhir yang dikuasai oleh pemberontak di Suriah. Jika mereka pergi, analis mengatakan, itu akan menjadi kemenangan besar bagi Presiden Bashar al-Assad dalam perang lima tahun.

Saat gencatan senjata, pemerintah Suriah juga mengirimkan pesan singkat yang berisi mendesak warga sipil untuk meninggalkan daerah itu. Lalu mengatakan oposisi untuk menyerah atau mati.

Pemerintah Suriah menambahkan, mereka akan menghancurkan pemimpin kelompok.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, tidak ada seorang pun meninggalkan daerah itu selama "jeda kemanusiaan" saat gencatan senjata.

Padahal saat itu mereka diberi kesempatan untuk meninggalkan daerah itu tanpa cedera dengan membawa senjata mereka, menggunakan dua koridor khusus. Sementara enam rute lain dibuka untuk warga sipil.

Media pemerintah Suriah menuduh oposisi mencegah warga melarikan diri. Disebutkan bahwa pemberontak menembakkan roket ke salah satu bagian evakuasi.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua tentara yang memantau gencatan senjata mengalami luka ringan, terkena bom dari tabung gas dan mortir di bagian barat rute jalan Castello.

Media pemerintah melaporkan, pemberontak di Aleppo timur telah meningkatkan serangan mereka pada wilayah yang dikuasai pemerintah di barat kota pada hari Kamis. Setidaknya 12 orang tewas dan 200 terluka dalam serangan rudal, tembakan dan bom mobil.

Pasukan pemerintah telah mengepung wilayah yang dikuasai pemberontak timur sejak Juli.

Ini adalah kedua kalinya Rusia dan pemerintah Suriah menyatakan membuka jalur untuk evakuasi. Gencatan senjata sepihak terakhir pada Oktober berakhir juga tak membuat banyak orang pergi, dalam kurun waktu lebih dari tiga hari.

Kendati demikian, PBB mengatakan tidak bisa menggunakan gencatan senjata sementara ini untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terkepung karena tidak memiliki jaminan keamanan yang diperlukan.

Juru bicara PBB utusan Suriah, Staffan de Mistura mengatakan mereka juga tak melakukan evakuasi warga sipil kecuali itu sukarela.

Lembaga Save the Children memperingatkan bahwa anak-anak yang terluka di Aleppo Timur akan tetap terjebak tanpa akses ke perawatan medis penting. Mereka tak dapat meninggalkan area itu, karena gagal untuk menawarkan solusi yang layak bagi warga sipil yang membutuhkan.

Sementara itu, sebuah helikopter Rusia rusak akibat tembakan mortir ketika memberikan bantuan di dekat Palmyra di provinsi Homs. Beruntung awak berhasil selamat. Sementara serupa  di Provinsi Homs dilaporkan membunuh kru pesawat.