Sukses

Ingin Sukses? Coba Tips Berikut Ini

Sejatinya, pandangan kita tentang letak kendali berada dalam hidup kita berpengaruh tentang seberapa jauh pencapaian.

Liputan6.com, London - Perhatikan kejadian-kejadian dalam hidup kita. Amati baik-baik. Misalnya ketika diterima kerja atau dipecat, pindah dari satu kota ke kota lain, atau bahkan jatuh cinta atau putus cinta.

Apakah semua itu karena rangkaian tindakan kita atau karena kekuatan lain?

Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat menjadi dugaan terkait kepuasan kerja, tingkat stres, dan seberapa tinggi pencapaian dalam organisasi.

Dikutip dari Business Insider pada Sabtu (5/11/2016), para ahli psikologi menyebut hal itu sebagai letak kendali (locus of control).

Menurut Philip Zimbardo, seorang ahli psikologi Stanford University, "Orientasi letak kendali adalah suatu kepercayaan bahwa hasil-hasil dari tindakan-tindakan kita berkaitan dengan apa yang kita lakukan (orientasi kendali di dalam). Atau karena kejadian-kejadian di luar kendali pribadi (orientasi kendali di luar)."

Sejatinya, pandangan kita tentang letak kendali berada dalam hidup kita berpengaruh tentang seberapa jauh pencapaian.

Jika orang memiliki letak kendali di luar diri, orang itu menyangka ada peri, nasib, karma, hal acak, atau sejumlah kekuatan lain yang menentukan apa yang akan terjadi.

Jika orang memiliki kendali di dalam diri, maka ia merasa bahwa nasib ada di dalam tangannya, sehingga ia akan meraihnya.

Orientasi proaktif demikian memiliki sejumlah manfaat. Penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki kendali diri di dalam:

- Kurang rentan terhadap depresi
- Lebih berhasil di sekolah
- Menghadapi stres secara lebih baik
- Lebih aktif mencari solusi kepada masalah-masalah
- Lebih puas dengan pekerjaan
- Lebih berorientasi menuju pencapaian tujuan

Tapi, ketika mengalami pengalaman terlalu ekstrem, orientasi kendali internal dapat menjadi masalah. Seorang ahli psikologi Australia bernama James T. Neill memaparkan bahayanya.

Hal-hal internal bisa saja tidak sehat dan tidak stabil secara psikologis. Orientasi internal biasanya perlu sepadan dengan kemampuan, rasa kecukupan diri dan kesempatan, sehingga orang itu bisa berhasil mengalami rasa kendali diri dan tanggungjawab.

Orang yang terlalu berorientasi tanpa kemampuan, kecukupan diri dan kesempatan bisa menjadi neurotik, cemas, dan depresi. Dengan kata lain, orang-orang dengan orientasi internal perlu memiliki kepekaan realistis tentang lingkar pengaruh mereka agar bisa mengalami "sukses".

Tapi, jika letak kendali dalam tidak berlebihan, mereka siap melejit dengan kemampuan sendiri.

Masih ada perbedaan pendapat tentang asal muasal orientasi tempat kendali diri, apakah secara alamiah atau dikembangkan.

Penelitian mengungkapkan, bahwa hal itu mungkin tidak terlalu stabil. Sebagaimana sejumlah ciri kepribadian lain semisal introvert atau ekstrovert, yang dapat berganti sesuai pengalaman hidup seseorang.

Kabar baiknya adalah Kita bisa belajar untuk memimpin kehidupan pada diri sendiri. Misalnya, cobalah berpetualang. Langkah itu adalah cara yang baik untuk melatih rasa kecukupan atas diri.