Liputan6.com, Seoul - Pihak kejaksaan Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penahanan bagi 2 mantan ajudan Presiden Park Geun-hye. Alasannya adalah untuk bagian dari investigasi korupsi di pemerintahan.
Bekas sekretaris senior untuk kebijakan, Ahn Jong-beom, dan sekretaris pribadi, Jung Ho-sung, diduga terkait dengan kasus penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Juga
Oposisi Korea Selatan Ancam Makzulkan Presiden Sementara Han Duck-soo Terkait Penyelidikan Darurat Militer
Detail Hyundai Palisade 2025 Mulai Diungkap, Ada Versi ICE dan HybridÂ
Kaleidoskop 2024: Deretan Berita Menggemparkan Dunia, Pernikahan Sesama Jenis Menlu Australia hingga Darurat Militer Korsel
Namun, skandal politik Korsel itu tak membuat Presiden Park mundur.  Ia telah meminta maaf kepada publik pada Jumat lalu melalui siaran langsung televisi. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (7/11/2016).
Advertisement
Tampil tersekat nyaris menangis di TV, Park mengakui ia melakukan kesalahan dengan memperbolehkan temannya Choi Soin-il melakukan tindakan tidak pantas, mengakses ke kebijakan pemerintahan
Namun ia menolak memperbolehkan ritual sekte dilakukan di istana kepresidenan.
Choi adalah seorang anak pemimpin sekte. Ia diduga memanfaatkan pertemanan untuk meminta sumbangan ke yayasan dana non-profit yang ia kendalikan. Choi kini dalam penahanan menanti dakwaan.
Popularitas Park saat ini sangat rendah. Bahkan disebut-sebut terendah sejak jajak pendapat bergulir di negara asal budaya K-Pop itu pada 1988. Survei yang dilakukan Gallup menunjukkan, kini ia hanya memiliki lima persen setelah pekan lalu kehilangan 12 persen dukungan.
Skandal politik yang menyeret Park mencuatkan seruan dari lawan politiknya agar ia segera mengundurkan diri. Dalam sejarah politik Korsel, tidak pernah ada presiden yang gagal menyelesaikan masa jabatan lima tahun.
Skandal politik yang mengguncang Negeri Ginseng itu telah menyebabkan mata uang won terpukul sejak pekan lalu sementara investor dilanda kecemasan tentang ketidakpastian politik.