Sukses

Hillary-Trump, Capres Tak Populer Sepanjang Sejarah Pilpres AS

Peneliti dari Ceto Institute mengatakan, keduanya memiliki kelompok pembenci yang cukup banyak.

Liputan6.com, New York - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), 2016 menyimpan kisah menarik. Dua calon dari Partai Republik dan Demokrat punya kesamaan yang tak pernah terjadi dalam sejarah pilpres AS.

Menurut Pengamat Politik AS dari Organisasi Think-Thank Peneliti Kebijakan, Cato Institue, David Boaz mengatakan, Hillary Clinton dan Donald Trump adalah capres paling tidak populer.

"Jadi kedua partai besar AS (Demokrat dan Republik) telah menominasikan kandidat presiden yang tidak disukai, dan faktanya adalah dua kandidat presiden (Trump dan Hillary) itu merupakan kandidat yang paling tidak populer sepanjang sejarah jajak pendapat," kata David Boaz kepada Liputan6.com di New York, Senin (7/11/2016).

Ada alasan mendasar kenapa Boaz mengeluarkan pernyataan ini. Ia melihat, Trump dan Hillary punya kelompok pembenci yang jumlahnya cukup banyak.

"Mereka kandidat presiden yang sangat tidak populer. Jadi, ada sejumlah warga AS yang tidak suka bahkan menentang Hillary dan ada juga yang menentang Trump," ujar dia.

Dia menjelaskan, untuk Trump, kebencian warga AS terkait erat dengan sikap otoriternya. Selain itu, pernyataan kontroversial dan perilaku inkonsisten menambah parah gambaran diri miliarder itu.

"Trump bukan kandidat yang benar-benar difavoritkan. Tingkat ketidaksukaan kepada Trump sangat tinggi. Meskipun demikian, beberapa orang yang tidak menyukai dia masih tetap memilih dia," paparnya.

Sementara Hillary, citranya pun tak kalah buruk. Beberapa kelompok masyarakat menganggap, mantan Ibu Negara AS ini, tokoh korup dan sangat liberal.

"Jadi ada yang tidak suka dengan karakter Trump, namun juga tidak sepenuhnya mendukung Hillary karena banyak yang memandang dia sebagai sosok yang kurang jujur dan kurang bisa dipercaya," ujarnya.

Hal Unik Lainnya

Hal bersejarah lainnya di pilpres AS kali ini adalah, baik Trump maupun Hillary adalah kandidat dengan usia tertua dibanding capres lainnya. 

Ketika Barack Obama pertama kalinya melangkah ke pintu depan Gedung Putih pada Januari 2009, usianya masih 47 tahun sehingga ia menjadi presiden termuda ke-5 dalam sejarah AS. Theodore Roosevelt adalah yang termuda. Saat mulai menjabat ia masih berusia 42 tahun 322 hari.

Donald Trump merayakan ulang tahun ke-70 pada 14 Juni 2016, sehingga ia pun bisa menjadi presiden tertua dalam sejarah AS. Hillary Clinton memasuki usia 69 tahun pada 2 minggu sebelum hari pemilihan, dan bisa menjadi presiden ke-2 tertua dalam pelantikan. Posisinya menggeser William Henry Harrison yang naik menjadi presiden pada 1841.

Hal unik lainnya adalah jika Hillary menang jadi presiden, ia akan menjadi perempuan pertama yang memimpin negeri Paman Sam. 

*Liputan Pilpres AS langsung dari Miami dan New York terlaksana berkat kerja sama dengan Kedubes Amerika Serikat untuk Indonesia.

Â