Sukses

Kisah Surat Cinta di Tengah Kobaran Perang Dunia

Surat cinta itu menghilang. Seorang anak muda yang menemukannya menghubungi keluarga Hughes dan mengembalikan surat tersebut.

Liputan6.com, Manchester - Berkerut dan bernoda kopi, surat berusia 70 tahun itu menjadi saksi cinta orangtua Barbara White yang sempat dipisahkan oleh Perang Dunia II.

Barbara menemukan 'curahan hati' orangtuanya itu di sebuah toko penitipan barang hilang yang berada di Leigh, Greater Manchester, setelah diselamatkan oleh seorang pekerja supermarket, Stacie Adamson.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (10/11/2016), surat tersebut ditulis oleh Dorothy untuk kekasihnya Harry Hughes, yang pada masa Perang Dunia II bertugas di Ceylon (sekarang Sri Lanka).

"Aku tak bisa mempercayainya ketika aku melihat nama ayah dan membaca surat itu. Sangat mengharukan. Kami berpikir mungkin salah satu dari saudariku membawa surat itu ke pasar dan menjatuhkannya. Untung saja kertas ini diselamatkan," kata Barbara.

Surat tersebut ditemukan oleh seorang anak muda bernama Stacie, yang kemudian memilih untuk menyimpan surat yang dia pikir mungkin berharga.

"Aku tak sabar ingin bertemu dengan Stacie. Aku sangat bangga padanya. Banyak orang yang mencela perilaku anak muda sekarang tapi ini memperlihatkan mereka juga bisa berbuat sesuatu yang terhormat," kata anak dari pasangan Perang Dunia II itu.

Surat itu berisikan cerita cinta luar biasa yang dipisahkan jarak 5.400 mil, 70 tahun, dan 3 generasi.

Hughes menerima sepucuk surat dari kekasihnya pada tahun 1945, ketika bergabung dengan RAF atau Angkatan Udara Inggris yang berbasis Sri Lanka.

kumpulan surat yang dikirimkan Dorothy kepada Hughes dari Perang Dunia II (Manchester Evening News)

Surat yang ditujukan pada LAC H Hughes, 13 MSU, Royal Air Force, Ceylon Air Forces, merupakan salah satu dari ratusan kertas 'cinta' yang diterimanya sejak Perang Dunia II.

Hughes bahkan menjadi sosok yang dicemburui di kalangan prajurit lainnya. Hal itu karena surat yang setiap hari didapatkannya dari istri masa depannya.

Prajurit itu pertama kali bertemu dengan Dorothy di kampung halamannya, Moston, utara Manchester, Inggris, tak lama sebelum mendaftarkan diri dalam PD II pada 1940.

Dorothy dan Harry Hughes (Manchester Evening News)

Kala itu Hughes muda tak ingin menikahi pujaan hatinya. Ia takut keputusannya itu malah akan membuat Dorothy menjadi janda, jika ia tewas di medan perang.

Namun, jarak 5.400 mil yang memisahkan Manchester dan Sri Lanka tak menjadi rintangan bagi mereka untuk tetap menjalin kasih.

"Ibu menuliskan cerita yang sangat bagus mengenai Manchester, apa yang terjadi, dan apa yang mereka rasakan tentang perang. Ibu juga akan mengirimkan koran lokal dan akan dibagikan ke seluruh resimen," kata Barbara mengingat isi surat orangtuanya.

Ketika perang berakhir, Hughes yang berhasil kembali ke Inggris menikahi gadis pujaannya, dan memiliki tiga putri, Barbara kini berusia 63 tahun, Vivien (69), dan Gilian (61).

Setelah menikah, Hughes bekerja di perusahaan asuransi, sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun dan kembali ke Bramhall.

Hughes meninggal dunia pada 2011, pada usia 90 tahun. Sementara istrinya menghembuskan nafas terakhir pada 2015 saat berusia 94 tahun.

Selama 70 tahun pernikahan mereka, Hughes dan Dorothy dikarunia 3 orang cucu. Ketiga anak mereka tinggal terpisah, Nottingham, dan Great Manchester.

"Orangtuaku sangat mencintai satu sama lain. Cinta mereka tak memudar, akhirnya sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Mereka tercipta untuk saling memiliki," kata Barbara.

"Aku sangat senang dapat menemukan surat itu dan menyimpannya. Sangat disayangkan aku tidak bisa bertemu dengan Dorothy dan Harry, tapi setidaknya surat itu telah berada di 'rumah'," kata Stacie, gadis 22 tahun yang menemukan surat tersebut.

Stacie yang hidup bersama keluarganya di Leigh, menyadari stempel 1945 yang tertera pada surat. Dia kemudian mencari data Hughes di internet dan menemukan bahwa prajurit perang dari April 1944 hingga April 1946 sering berkirim surat.

Video Terkini