Liputan6.com, New York - Salah satu kebijakan kontroversial Donald Trump yang berulang kali disampaikannya ketika berkampanye adalah melarang warga muslim masuk ke Amerika Serikat (AS). Pernyataan tersebut juga tertera dalam situs resmi kampanye Trump.
Namun seperti dikutip dari Express.co.uk, Kamis, (10/11/2016) belakangan pernyataan yang dipublikasikan di situs tersebut dengan judul, "Donald J Trump is calling for a total and complete of Muslims entering the United States until our country's representatives can figure out what is going on" dihapus.
Seruan Trump untuk memboikot muslim masuk ke AS muncul setelah serangkaian serangan teroris di Paris pada November 2015 dan peristiwa penembakan massal di San Bernadino, California, pada Desember 2015. Para pelaku teror tersebut diketahui merupakan simpatisan ISIS.
Advertisement
Trump yang kini menjadi calon presiden terpilih AS kerap tak konsisten dengan pernyataan terkait larangan masuk ke AS bagi warga muslim. Beberapa kali ia sempat mengubah pernyataannya.
Sebut saja ucapan Trump pasca-teror penembakan di Orlando, Florida, pada Juni 2016. Omongannya tak lagi selantang ketika pertama kali ia melontarkan gagasan tersebut.
"Larangan itu akan dicabut ketika sebagai bangsa kita berada dalam posisi siap untuk menyaring orang-orang yang masuk ke negara kita," ujar Trump kala itu.
Lantas dalam debat pilpres kedua, omongannya kembali berubah. Ia menyingkirkan kata-kata "larangan" dan menyebut kebijakannya itu sebagai bentuk pemeriksaan yang sangat ketat.
Sementara dalam pidato kemenangannya, ia menegaskan bahwa dirinya menginginkan "kemitraan bukan konflik".
"Saya ingin memberitahu seluruh masyarakat dunia, kami akan menempatkan kepentingan AS sebagai prioritas utama, namun kami akan berlaku adil kepada setiap orang, setiap bangsa. Kami akan mencari persamaan bukan permusuhan, kemitraan bukan konflik...," ujar Trump.
Memang belum ada pernyataan secara lugas dari pihak Trump tentang bagaimana nasib kebijakan larangan masuk bagi muslim ke AS. Namun sebagaimana pula yang disampaikan pesaingnya, Hillary Clinton, Trump diharapkan dapat menjadi presiden bagi seluruh kalangan tak hanya segelintir orang.