Liputan6.com, Jakarta Meski menjadi bahan celaan dari Presiden AS saat ini, Donald Trump, ternyata masih ada kaum muslim yang memilihnya. Pengakuan salah satu muslimah pun menjadi sorotan dalam kanal Global Liputan6.com edisi Sabtu (12/11/2016) pagi.
Selain itu, 2 berita lain yang menjadi sorotan adalah bayang-bayang Michelle Obama terhadap ibu negara baru Melania Trump. Lalu Ancaman Donald Trump yang disampaikan saat kampanye.
Selengkapnya dalam Top 3 berikut ini:
Advertisement
1. Pengakuan Muslimah di AS yang Memilih Donald Trump
Ada sejumlah alasan mengapa warga warga muslim Amerika Serikat tak memilih Donald Trump dalam Pilpres 2016 yang digelar Selasa, 8 November 2016 lalu.
Di antaranya ancaman yang ditebar kandidat Republik itu untuk melarang muslim masuk AS dan komentarnya yang dinilai melecehkan orang tua Humayun Khan, seorang tentara muslim Amerika Serikat yang meninggal akibat terkena ledakan bom bunuh diri di Irak.
Presiden ke-45 AS terpilih itu juga dicap keras kepala, rasis, atau pendukung supremasi kulit putih. Ia juga dicela sebagai pria yang merendahkan martabat kaum hawa.
Namun, semua alasan itu tak menghentikan Asra Q. Nomani, seorang muslimah yang pernah jadi reporter Wall Street Journal. Ia terang-terangan mengaku sebagai pendukung Donald Trump. Dan, perempuan itu punya alasan yang mendasari pilihannya itu.
2. Tantangan Melania Jadi Flotus di Bawah Bayangan Michelle Obama
Tiap Flotus atau First Lady of United States membawa ciri khas di Gedung Putih. Dan kini, Washington--juga seluruh dunia--menanti apa yang kelak dibawa Melania Trump ke jantung Amerika Serikat itu.
Jackie Kennedy menghiasi Gedung Putih dengan semangat muda, segar, dan glamor. Nancy Reagan memeriahkan kantor Presiden AS dengan interior yang indah.
Sementara Michelle Obama mencuri perhatian tak hanya warga Amerika Serikat, tetapi juga seluruh dunia.
Nyonya Obama itu lulusan college Pricenton School, kemudian melanjutkan ke Harvard Law School. Menghuni Gedung Putih bersama Barack Obama, kedua putri mereka, dan dua anjing peliharaan, Michelle mengombinasikan kebugaran, intelektual yang tajam, dan fashionable tapi terjangkau.
3. 5 Ancaman Donald Trump yang Paling 'Ekstrem', Akankah Terwujud?
Semboyan Donald Trump adalah, 'Make America Great Again'. Tapi, selama kampanye , justru retorika penuh yang kebencian kerap dilontarkan.
Janji-janjinya yang berlebihan bahkan cenderung berbahaya ternyata dapat memikat para pendukungnya. Belum lagi cara dia mengolok-olok lawannya, Hillary Clinton. Mulai dari memanggilnya 'crooked Hillary' hingga 'nasty woman'.
Bahkan, di debat kedua capres AS, Trump mengancam akan memenjarakan Hillary jika ia jadi presiden.
Kini Trump terpilih jadi Presiden ke-45 AS. Akankah ia akan mewujudkan ancamannya?