Liputan6.com, Jakarta - Salah satu fenomena langit supermoon kembali dapat disaksikan pada 14 November 2016. Saat itu, bulan akan terlihat paling besar dan terang dalam kurun 70 tahun terakhir.
Pastikan Anda tak melewatkan peristiwa tersebut, karena bulan tak akan berada di jarak sedekat itu hingga 25 November 2034.
Apakah fenomena supermoon kali ini bisa dinikmati di Indonesia? Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin buka suara terkait penampakan tersebut.
Advertisement
"Sama seperti purnama lainnya, supermoon akan tampak hampir di seluruh dunia sesudah magrib di ufuk Timur dan terbenam saat matahari terbit," ujar Thomas kepada Liputan6.com melalui pesan singkatnya.
Thomas juga menegaskan, supermoon ini bisa disaksikan di seluruh Tanah Air.
Menurut Thomas, pemandangan cantik itu bisa disaksikan termasuk di Indonesia asalkan kondisi cuaca bagus.
"Semuanya sama peluangnya (untuk melihat supermoon), kecuali bila terganggu mendung," pungkas Thomas.
Sementara itu, kesempatan terbaik untuk menyaksikannya di Inggris akan terjadi pada Senin 14 November malam. Saat itu bulan mencapai pendekatan terdekat pukul 11.21 GMT pada jarak 356.509 km.
Bagi para pengamat, bulan akan terlihat sekitar 7 persen lebih besar dari ukuran normal dan sekitar 15 persen lebih cerah. Namun kondisi itu hampir tidak bisa dilihat perbedaannya dengan mata telanjang.
Bagi para pengamat, perbedaan antara supermoon dan full moon atau bulan purnama beda tipis. Umumnya, supermoon bisa terlihat lebih besar sampai 14 persen dan 30 persen lebih terang, tetapi hanya jika dibandingkan dengan titik terjauh bulan sampai ke dalam orbitnya.
"Perbedaan-perbedaan ini cukup kecil. Bulan naik begitu tinggi di langit, seperti halnya di musim dingin. Sangat sulit melihat perbedaan tanpa membandingkannya dalam foto-foto," kata Dr Chris North kepada website The Conversation.
"Tapi terlepas dari seberapa besar dan terangnya si supermoon, bulan benar-benar objek yang indah untuk dilihat," imbuh Dr Chris.