Liputan6.com, Berlin - Tepat pada hari ini Selasa 15 November pada tahun 1943, Heinrich Himmler yang merupakan pengikut setia Adolf Hitler memutuskan untuk 'menghukum' etnis Gipsi (maupun setengah Gipsi), dengan mengatakan bahwa mereka sama saja dengan Yahudi.
Himmler kemudian mengumumkan kepada publik bahwa kaum yang juga disebut dengan 'Rom' -- bangsa yang suka berpindah-pindah atau nomaden -- itu akan dimasukkan ke kamp bersama orang-orang Yahudi lainnya.
Pria itu bertekad untuk melaksanakan kebijakan Nazi, yang mendikte penghapusan ras 'rendah' dan 'asosial' dari Jerman maupun wilayah yang dikendalikan Berlin.
Advertisement
Seperti dikutip dari History.com, Senin (14/11/2016), kala itu etnis Gipsi termasuk ke dalam kedua golongan yang 'dibenci' Nazi, dan telah dieksekusi secara massal di Polandia dan Uni Soviet -- sekarang Rusia.
Perintah pada 15 November 1943 hanyalah sebuah program yang lebih komprehensif, seperti pendeportasian kelompok yang suka berpindah-pindah di kamp kerja paksa menuju Auschwitz.
'Kegilaan' ini tidaklah mengejutkan bagi orang-orang yang tahu bagaimana perjalanan karier Hammler. Dia pernah menjabat sebagai kepala Waffen-Schutzstaffel atau 'Armed Black Shirts', SS, anggota Partai Nazi, dan asisten kepala Gestapo (polisi rahasia).
Selain itu Himmler juga bisa mengkonsolidasikan kontrol atas semua pasukan polisi Reich. Perebutan kekuasaan ini akan membuktikan keefektifan dari pelaksanaan Solusi Akhir Fuhrer.
Himmler juga orang yang bertanggung jawab atas penciptaan kamp-kamp 'kematian' di seluruh Eropa Timur. Pria itu juga yang menciptakan kolam kerja paksa budak.
Tak hanya itu yang terjadi pada 15 November. Pada hari yang sama tahun 1864 Union General William T. Sherman memulai ekspedisinya dengan membakar pabrik industri Atlanta.
Selama enam minggu selanjutnya pasukan Sherman menghancurkan sebuah wilayah, sebelum menduduki pelabuhan Konfederasi Savannah, Georgia.
Selain itu pada tanggal yang sama tahun 1978, sebuah pesawat yang menerbangkan para haji yang baru pulang dari Mekah menuju Indonesia, mengalami kecelakaan di Sri Lanka dan menewaskan 183 orang.