Sukses

Menjelang Mendarat di Suriah, Jet Rusia Jatuh ke Laut Tengah

Pesawat MiG-29K milik Rusia jatuh setelah berupaya mendarat di kapal induk Admiral Kuznetsov yang sudah tiba di Suriah.

Liputan6.com, Moskow - Jet tempur Rusia jatuh di Laut Mediterania setelah berupaya melakukan pendaratan di kapal induknya, Admiral Kuznetsov. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pilot MiG-29K tersebut dapat melontar dari pesawat dengan selamat.

"Armada kapal induk Rusia melanjutkan operasinya di Mediterania sesuai dengan rencana. Penerbangan pesawat tempur juga dilanjutkan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari The Telegraph, Selasa (15/11/2016)

"Kesehatan pilot tak terancam. Pilot sudah siap untuk melancarkan sejumlah misi," imbuh keterangan tersebut. Jatuhnya MiG-29K berjarak beberapa kilometer dari kapal induk.

Media pemerintah Rusia Sputnik, yang mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan menyalahkan kecelakaan itu pada kesalahan teknis. Seperti dilansir CNN, tidak jelas kapan kecelakaan tersebut terjadi.

Armada kapal Angkatan Laut Rusia, termasuk kapal induk Admiral Kuznetsov, tiba di pantai Suriah pada 12 November 2016. Negeri Beruang Merah itu telah mendukung operasi pemerintah Suriah dalam konflik yang terjadi di negara tersebut.

Admiral Kuznetsov yang dikerahkan dari Arktika menuju Mediterania timur dan melakukan pelayaran provokatif itu merupakan kapal induk milik Rusia satu-satunya.

Kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov disebut mampu mengangkut 50 jet tempur (Reuters)

Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut Rusia mengtakan bahwa pelayaran itu untuk memastikan kehadiran AL di wilayah penting. Fokus khusus akan dilakukan untuk menjaga keamanan lalu lintas maritim, dan juga menanggapi jenis baru ancaman modern seperti pembajakan dan terorisme internasional.

Namun pihak lain memandang tindakan Rusia itu sebagai sesuatu yang berbeda.

"Ini merupakan unjuk kekuatan dan menunjukkan kemampuan," ujar editor Jane's Defence Weekly, Peter Felstead.

"Dalam hal misi penyerangan, mereka (Rusia) dapat dengan mudah melakukannya dengan pesawat berbasis lahan yang telah mereka miliki di Suriah," imbuh Felstead.