Sukses

Koleksi Tinja Ini Memecahkan Rekor Dunia

Mahalnya atau bernilainya suatu koprolit ditentukan oleh ukuran, impresi khas, guratan-guratan, dan "tampilan klasik suatu tinja".

Liputan6.com, Bradenton - Biasanya, rekor dunia untuk koleksi barang atau benda diberikan berkaitan dengan benda-benda kenangan. Kali ini, Guinness World Record malah memberikan rekor itu untuk koleksi tinja.

Tapi jangan salah duga. Seperti dikutip dari LiveScience pada Rabu (16/11/2016), koleksi tinja yang dimaksud mencakup 1.277 bongkahan tinja prasejah.

Tepatnya, fosil tinja, yang secara resmi disebut dengan koprolit (coprolite).

George Frandsen dari Amerika Serikat mengambil kuliah jurusan paleoantologi dan mulai mengumpulkan fosil tinja sejak kuliah. Koleksinya sekarang mencakup spesimen dari 15 negara bagian di AS dan 8 negara lainnya.

Koleksi 1277 bongkah tinja itu didokumentasikan di South Florida Museum di Bradenton, negara bagian Florida.

Dalam video Guinness World Records, Frandsen menjelaskan, "Saya jadi tertarik menemukan dan mengumpulkan koprolit karena hal yang mereka ungkapkan tentang kehidupan dan ekosistem prasejarah."

"Tidak ada fosil-fosil lain yang bisa bercerita begitu banyak seperti koprolit ini."

Menurut kolektor itu, koprolit berisi inklusi, yaitu serpihan dari apa yang telah ditelan hewan itu. Inklusi itu bisa berupa serpihan tanaman, tulang, sisik, dan bahkan gigi.

Banyak orang cemas memiliki koleksi tinja, tapi koprolit sudah keras seperti batu dan tidak berbau, imbuh Frandsen.

Mahalnya atau bernilainya suatu koprolit ditentukan oleh ukuran, impresi khas, guratan-guratan, dan

Sebongkah tinja paling bernilai dalam koleksinya diberi nama "Precious", yang ditemukan di negara bagian South Carolina. Tinja itu menjadi koprolit terbesarnya dengan berat lebih dari 1,9 kilogram, kata Frandsen.

"Precious" bertarikh hingga kira-kira masa Miosen, antara 23,8 hingga 5,3 juta tahun lalu.

Menurut Guinness World Records, tinja prasejarah itu diduga dihasilkan oleh seekor spesies mirip buaya sepanjang 6 meter.

Nilainya? Tidak main-main. Harga koprolit berkisar antara beberapa dolar hingga ribuan dolar, kata Frandsen.

Misalnya, pada 2014, suatu lelang menjual salah satu koprolit terpanjang dengan harga lebih dari US$ 10 ribu (sekitar Rp 135 juta).

Mahalnya atau bernilainya suatu koprolit ditentukan oleh ukuran, impresi khas, guratan-guratan, dan "tampilan klasik suatu tinja", demikian menurut Frandsen.